HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
ツ
"POKOKNYA GUE MAU KERJA!" Ucap Erlan nge gas.
"Udah telat, palingan lo udah di pecat." Jawab Rafi membuat Erlan emosi.
Erlan mengacak rambutnya kasar, "Agrhh nyari kerja itu susah! Lagian ngapain si lo bawa gue ke rumah lo." Ucap Erlan menatap kesal ke arah Rafi.
"Di suruh Papa." Jawab Rafi jujur, tadinya ia ingin mengantar Erlan bekerja, namun ia mendapat telfon dari Papanya untuk membawa Erlan kerumah.
"Hah?!" Erlan terkejut, "Bohong kan lo!" Hardik Erlan tidak percaya.
"Benar, saya yang menyuruh Rafi untuk membawa kamu kesini." Celetuk seorang pria yang sedang bersender di pintu kamar.
Erlan menoleh cepat ke arah pintu di belakangnya, ia mengedip beberapa kali menatap Gilang yang berdiri di ambang pintu.
"Om Gilang manggil saya?" Tanya Erlan menunjuk dirinya sendiri.
"Ya, saya ada perlu sama kamu." Jawab Gilang.
Erlan turun dari tempat tidur milik Rafi, ia menghampiri Gilang. "Maaf om, saya gak masalah om manggil saya kesini, tapi sekarang masalahnya saya gak masuk kerja tanpa kabar, saya takutnya nanti di pecat." Ucap Erlan sedikit gugup, ia takut salah bicara pada calon Papa mertuanya. (Ekhem, calon mertua ga tuhh.)
"Maafkan saya, jika nanti kamu di keluarkan dari pekerjaan mu kamu bisa memberi tau saya atau Rafi, saya akan bantu." Ucap Gilang santai.
Erlan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia bingung se bingung bingungnya, untuk apa ia di panggil disini?
"Sudah waktunya makan siang, Papa tunggu kalian di bawah." Ucap Gilang lalu melangkah meninggalkan kamar Rafi.
"Kuylah!" Seru Rafi semangat, ia sedikit meloncat merangkul pundak Erlan.
"Eh Raf, siapa yang bawa gue dari mobil lo ke kamar?" Tanya Erlan bingung, pasalnya saat ia bangun tadi ia sudah berada di atas kasur yang empuk.
"Pak satpam sama Papa."
"Hah?!" Erlan terkejut, yang benar saja? Erlan cengo, kira-kira bagaimana ya posisi dirinya saat bawa oleh 2 lelaki paruh baya itu.
"Udahlah, ayo makan gue laper." Ucap Rafi menggeret paksa Erlan.
ツ
"Oke ayo kita mulai."
Erlan menganga tidak percaya, ia di bawa ke rumah Gilang tanpa persetujuan dan meninggalkan pekerjaan hanya untuk bermain bola berwarna oren, ia tidak tau apa alasan dirinya di ajak kemari hanya untuk bermain basket.
Setelah selesai makan siang yang di belikan oleh Gilang tadi, mereka sekarang sedang berada di halaman belakang rumah, disini ada ring basket yang Gilang beli untuk Rafi dulu.
"2 lawan 1, Papa akan kalahkan kalian berdua." Ucap Gilang sambil merenggangkan otot lehernya.
"Yang bener aja, gue ninggalin kerjaan buat main ginian." Gumam Erlan.
"Udah turutin aja, kasihan lagi banyak masalah di kantor." Ucap Rafi berbisik, ia mendengar gumaman Erlan tadi.
"Gak usah bisik-bisik kalian, ayo mulai aja." Ucap Gilang setelah selesai merenggangkan otot lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLARA
Teen FictionErlangga Saputra, seorang lelaki miskin, yatim piatu, dan tidak di harapkan oleh keluarga dari pihak Ayah maupun pihak Ibunya. Hingga ia mengetahui alasan mengapa dirinya tidak di harapkan, dirinya hancur. __________ "Ayah, kenapa aku harus lahir?" ...