#29

3K 141 0
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

"Clara!"

Pemilik nama membalikkan badannya ketika mendengar suara yang tidak asing masuk ke indra pendengaran nya, ia tersenyum manis saat tau siapa yang memanggilnya.

Grep.

"Kangen banget." Ucap Erlan manja memeluk kekasihnya, sudah berapa hari mereka tidak berpelukan, ia mencari aman saat di Rumah Sakit siapa tau Papa nya Clara tiba-tiba jadi singa.

"Kangen kamu juga." Ucap Clara menatap Erlan dari bawah.

Erlan juga menatap Clara, kini mereka berdua saling tatap dengan senyum yang tidak pudar.

"Kamu ternyata pendek banget ya." Celetuk Erlan membuat senyum Clara seketika hilang.

"Bodoamat." Ketus Clara melepas kasar pelukan mereka, ia berbalik melangkah meninggalkan Erlan.

"Hahaha ngambek ciee." Goda Erlan mengikuti langkah Clara, ia sesekali mencolek dagu gadisnya.

"Jauh-jauh sana, aku alergi cowok tinggi."

"Aku juga sayang kamu." Balas Erlan tidak jelas, Clara ngomong apa dia balasnya apa.

"Gak jelas banget."

"Sayang." Panggil Erlan lembut, tangannya beralih menggenggam tangan kecil milik Clara.

"Hm."

"Maaf ya, gara-gara aku masuk Rumah Sakit kita gak jadi jalan kemaren."

"Udahlah gak papa, yang penting sekarang kamu udah sembuh." Ucap Clara memberi pengertian.

"Pengertian banget sayang aku inii." Erlan memeluk Clara tiba-tiba, sedikit menggoyangkan badan mereka berdua.

"Aduh, banyak orang Erlan ih!" Ucap Clara sambil berusaha melepas pelukan mereka berdua.

"Biarin, biar mereka tau kalo kamu punya aku, jadi gak ada lagi yang kasih kamu hadiah coklat yang rasanya gak enak itu." Balas Erlan terlihat posesif membuat Clara memandang Erlan gemas.

"Udah gak ada yang kirim-kirim hadiah Erlan, lagian kamu tau dari mana kalo coklat rasanya gak enak."

"Kamu sendiri yang bilang coklat rasanya gak enak, makanya kamu kasih ke temen kamu kalo di kasih coklat sama orang."

"Terus di loker kamu tuh masih ada aja kotak-kotak gak jelas yang di ikat sama pita, terus sticky note di coret lopelope gak jelas juga."

"Loker kamu kenapa gak pernah di kunci coba."

Clara memandang Erlan aneh, ia menahan senyumnya saat melihat Erlan yang ngomel-ngomel tidak jelas seperti orang yang sedang cemburu. Lalu, ada angin apa sampai Erlan menjadi bawel begini.

"Jawab sayang." Kesal Erlan ketika Clara hanya memandangnya tanpa berniat menjawab.

"Kamu kenapa jadi bawel gini sih haha gemes banget." Ucap Clara menarik hidung mancung Erlan sedikit kencang.

"Aw, sayang sakit." Erlan mengaduh sambil mengusap hidung mancung nya.

"Aku mau ke kelas ah, capek berdiri disini mulu." Ucap Clara melepas pelukannya, ia ingin melangkah namun urung karena kekasihnya itu.

"Gak boleh, sama aku aja." Cegah Erlan menahan pergelangan tangan Clara.

"Tapi aku mau ke kelas."

"Gak boleh sayang, temenin aku aja, bel masuk juga belum bunyi."

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang