HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
ツ
Hari berganti hari, ujian kenaikan kelas telah selesai, hari ini adalah hari pertama siswa-siswi SMA Negri 1 Nusa Bangsa turun ke sekolah memasuki kelas baru.
"Gue disini."
"Gue disini."
Clara dan Vina beradu pandang, tangan mereka berdua memegang erat sisi senderan kursi.
"Gue duluan." Ucap Clara memandang sengit Vina.
"Gak, gue duluan." Balas Vina tak kalah sengit.
"Gak, pokonya gue."
"Gue, lo di belakang."
"Bosen gue di belakang mulu, gue mau di depan."
"Gak bisa, ini tempat gue."
"Ngalah ngapa si."
"No, gak bisa, kalo lo mau di depan kursi di sana masih kosong."
Clara memandang arah tunjukan Vina, memang benar di sana masih kosong, tapi kursi itu berada di tengah-tengah laki-laki yang super berisik, ia tidak mau.
"Gak, lo aja yang kesana." Ucap Clara menarik sisi kursi yang ia pegang.
"Apaan si, lo aja sana." Balas Vina menarik sisi kursi yang ia pegang.
El dan Vira menganga melihat mereka berdua yang berebut kursi paling depan, spesies dari mana mereka? Harusnya kursi yang di rebutkan itu kursi belakang, bukan yang paling depan.
"Orang pinter emang gitu ya Vir." Bisik El di telinga Vira.
Vira hanya mengangguk, mereka berdua masih setia menonton berdebatan mereka berdua.
"WOI RUSAK ITU KURSI NYA ENTAR."
Mendengar teriakan Alan dari arah pintu sontak membuat Clara dan Vina diam.
"Sini, gue aja yang dudukin, awas lo pada." Ucap Alan menggeser paksa dia gadis di samping kursi itu, ia duduk santai menghiraukan tatapan permusuhan Vina dan Clara.
"Udah udah, kursi di belakang masih kosong anjir." Celetuk El.
"Ck malesin." Gumam Vina melangkah menuju kursi di belakang yang masih kosong disusul dengan Clara.
Mereka duduk berdekatan, sambil menunggu wali kelas yang baru, mereka berempat duduk melingkar di lantai sambil menceritakan tentang orang lain, atau yang biasa di sebut gibah.
"Permisi, ada Clara?"
Clara yang merasa namanya di panggil menoleh ke belakang, senyumnya perlahan mengembang melihat lelaki yang belakangan ini sangat dekat dengan dirinya.
"Erlan." Ucap Clara melambaikan tangannya.
Erlan tersenyum, ia sedikit melambaikan tangannya juga.
"Gue keluar deh, babai." Ucap Clara berpamitan pada teman-temannya, tanpa menunggu jawaban mereka, Clara langsung bangkit melangkah menuju Erlan, mereka berdua berjalan beriringan keluar kelas.
"Kayanya mereka makin deket gak sih." Ucap Vira setelah Clara hilang dari pandangan mereka.
"Iya, itu cowok sekelas sama Rafi kan? Dia temenan sama Rafi juga dong." Timpal Vina.
"Kayanya gak sih, soalnya waktu gue tanya dia deket apa gak sama Erlan si Rafi diem aja." Jawab El.
"Lah kok diem, dia gak jawab 'gak' gitu?" Tanya Vira menatap El.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLARA
Teen FictionErlangga Saputra, seorang lelaki miskin, yatim piatu, dan tidak di harapkan oleh keluarga dari pihak Ayah maupun pihak Ibunya. Hingga ia mengetahui alasan mengapa dirinya tidak di harapkan, dirinya hancur. __________ "Ayah, kenapa aku harus lahir?" ...