#51

1.9K 85 5
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

Waktu pulang sekolah telah tiba, kini Erlan sedang berjalan santai menuju pintu gerbang keluar sekolah.

Plak.

Erlan sedikit terkejut ketika merasakan pukulan ringan di bahu nya.

"Lo sibuk?"

Erlan menoleh, menatap seseorang yang mengejutkannya.

"Gak." Jawab Erlan singkat.

"Ikut gue ayok." Ajak Rafi, selaku seseorang yang tadi tiba-tiba memukul Erlan tanpa permisi.

"Kemana?" Tanya Erlan.

"Ada aja lah, ini rahasia jangan sampai ada yang tau terutama Clara, cepu entar dia."

Erlan menaikkan alisnya bingung, se rahasia itu kah?

"Gue males, mau pulang." Ucap Erlan, ia tetap melangkah di ikuti oleh sahabatnya itu.

Rafi berdecak, "Ck ayolah, entar gue antar balik, santai." Bujuk Rafi.

"Males, sama Evan sono."

"Mana? Anaknya aja kagak ada."

"Ya lo kan ada nomor nya, rumahnya juga tau dimana, cari lah."

"Males, ayolah sama lo aja."

Erlan menghela nafas malas, badannya ke kanan dan ke kiri karena ulah Rafi yang mengguncang bahu nya, memaksa dirinya agar ikut dengan lelaki itu.

"Nah lo diem, berarti oke." Celetuk Rafi lalu menyeret Erlan menuju mobilnya.

"Anjir ni anak, sakit woi!" Seru Erlan ketika Rafi menyeret dengan mengapit lehernya.

"Biar Lo gak kabur." Balas Rafi.

Erlan hanya pasrah, ia masuk ke mobil di susul dengan Rafi yang mengemudi.

"Tapi lo janji ya, jangan kasih tau Clara." Ucap Rafi ketika ia sudah duduk di kursinya.

"Apalagi Papa." Lanjut Rafi.

"Hm.." Gumam Erlan malas.

"Oke." Ucap Rafi lalu menyalakan mesin mobilnya, mengendarai menuju tempat yang sudah di larang oleh Gilang.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, kini Rafi dan Erlan sudah sampai di tempat tujuan.

"Lo ngapain kesini, jangan bilang Lo..."

"Syutt, no komen." Ucap Rafi menyela Erlan.

"Buat apa anjir?" Tanya Erlan tidak mengerti.

"Koleksi lah, hari ini ada warna keluaran terbaru, beuhh cakep poll." Ucap Rafi bercerita dengan wajah nya yang berseri, seperti sedang mendapatkan semua saham yang di miliki oleh Papa nya.

"Ayo keluar." Ajak Rafi sambil melepas seatbelt nya.

"Kagak kagak!" Cegah Erlan menarik lengan Rafi yang ini membuka pintu mobil.

"Apa sih njir."

"Orang tua lo pasti gak tau kan, makanya lo ngajak gue tadi." Ucap Erlan menunjuk Rafi.

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang