#48 •EVINA•

1.6K 93 4
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

Srupp...

Gilang menyeruput kopi panas yang tersedia di meja tamu, ia melirik ke arah remaja yang sudah ia anggap anak beberapa tahun lalu, beserta dengan gadis yang ia duga adalah kekasih dari anaknya itu.

Tak.

Gilang menaruh kembali gelasnya, lalu menyender pada sofa.

"Jadi kenapa?" Tanya Gilang membuka suara.

"Maaf Pa." Ucap Evan menatap Gilang.

Gilang menarik sebelah alisnya tanda ia tidak mengerti, "Kenapa?" Tanya Gilang lagi, ia melirik ke arah gadis di sebelah Evan yang sedari tadi menunduk diam.

"Vina hamil Pa, anak aku." Ucap Evan sambil menggigit bibir dalamnya, ia sangat takut membuat Gilang kecewa padanya.

"Bukan anak kamu." Ucap Gilang santai, ia sudah tau semuanya. Sudah di bilang kan kalau Gilang bisa tau semua yang bersangkutan dengan keluarganya.

"Dan mulai sekarang dia jadi anak aku." Balas Evan menatap lurus manik mata Gilang.

"Egois."

Evan tertegun ketika mendengar kata yang keluar dari mulut Gilang.

"Anak yang ada di rahim Vina bukan anak kamu, tapi keponakan kamu." Lanjut Gilang lagi membuat Evan menundukkan kepalanya dalam.

Deg.

Vina terkejut.


"Keponakan?" Lirih Vina tidak mengerti.

"Raga adik tiri aku." Ucap Evan pelan, ia mengeraskan rahangnya ketika mengatakan hal itu, ia tidak ingin mengakui bahwa Raga adalah adik tirinya.

Vina menghela nafas tidak percaya, satu bulir air matanya menetes, jadi lelaki yang kurang ajar padanya itu adik tiri pacarnya? Dan sekarang ia sedang mengandung anak dari adik pacarnya?

"Kamu memisahkan janin di dalam rahim Vina dari Ayahnya, kamu pikir apa yang kamu perbuat itu benar?" Ucap Gilang membuat Evan bungkam.

"Kamu sudah besar Evan, kamu tau mana yang benar dan mana yang salah. Sekarang Papa tanya, mana yang benar antara kamu melepaskan Vina ke orang yang sudah berbuat hal itu, atau kamu mengekang Vina supaya dia tetap berada di samping kamu tanpa perduli bahwa anak itu gak ada sangkut pautnya sama kamu." Sambung Gilang yang kini menatap Evan tanpa ekspresi.

Evan diam, ia ingin memilih opsi kedua, namun ia juga tidak bisa membenarkannya.

"Papa tanya sekali lagi, mana yang benar?" Tanya Gilang mengintimidasi.

"Menyerahkan Vina ke orang yang sudah berbuat hal itu." Jawab Evan lirih sambil menahan sesak di dadanya, ia tidak rela jika Vina di miliki oleh orang lain, Vina hanya miliknya seorang.

"Pintar, jadi kamu tau apa yang harus kamu lakukan?" Tanya Gilang lagi.

"Aku gak mau." Cicit Vina sambil menundukkan kepalanya dalam.

Kini Gilang beralih menatap gadis itu, "Kenapa? Kamu gak mau Ayah dari anak itu yang bertanggung jawab? Kamu mau Evan menjadi Ayah dari keponakannya sendiri?" Tanya Gilang membuat Vina semakin menundukkan kepalanya, tangannya panas dingin memilih ujung baju nya.

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang