#52

1.9K 86 4
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

Di dalam ruangan VIP Rumah Sakit, terdapat dua orang lelaki yang seumuran, satunya seperti patung yang duduk diam di sofa sambil melipat kedua tangannya di dada, dan yang satu lagi berbaring di sofa dengan suntikan infus di tangannya.

"Maaf."

Hening.

1 menit.

2 menit.

Sampai bermenit-menit kemudian.

"Gue minta maaf."

Evan menghela nafas panjang, ia selalu mencuri pandangan ke arah lelaki yang duduk di sofa, lelaki itu tidak merespon ucapannya, menoleh pun tidak, padahal lelaki itu tidak sedang melakukan apa-apa.

"Gue salah, gue minta maaf."

Rafi melirik ke arah Evan, bukannya istirahat malah berisik.

Ceklek.

"Bos, makanannya."

Rafi menoleh ke arah pintu, di sana terdapat Bayu selaku wakil ketua Omorfos.

"Lo udah sarapan?" Tanya Rafi.

Bayu menggeleng, "Gue gak tidur di markas, di kosan gak ada makanan hehe." Balas Bayu sambil menyengir kuda.

"Lo makan, gue mau berangkat sekolah." Ucap Rafi sambil berdiri.

"Ohh, jadi ini beliin gue ceritanya?" Ucap Bayu dengan ekspresi yang di buat terkejut dan terharu.

Rafi mencibir, "Muka lo anjir, kaya kagak ada wibawa jadi waketu." Ucap Rafi sedikit menoyor wajah Bayu.

Bayu tertawa, "Hahaha, ini bukti kalau gue tuh humoris, banyak yang minat nih jangan salah."

"Iya banyak yang minat, sampe-sampe Rian aja minat banget sama lo." Balas Rafi sambil menahan tawa.

Bayu bergidik ngeri, "Hii amit-amit ya Tuhan, jangan gitu lah bos!"

Bayu benar-benar merinding, Rian adalah salah satu anggota geng mantan musuh Omorfos, rumornya lelaki itu gay. Dulu saat mereka masih bermusuhan, Rian selalu menjadikan dirinya sebagai sasaran, Rian selalu menyerang dirinya walaupun di dekatnya ada anggota Omorfos lain.

Rafi terbahak, "Hahaha, siapa tau lo kecantol juga hahaha."

Bayu mencibir kesal.

"Udahlah gue mau berangkat, di habisin makanannya jangan mubazir lo." Ucap Rafi dan mendapat ancungan jempol dari Bayu.

Rafi berjalan ke arah pintu.

"Raf." Panggil Evan.

Yang di panggil namanya tidak perduli.

Ceklek.

Rafi membuka kenop pintu, "Oiya, bos lo noh di suapin, kalo perlu lo kasih sambel kalo ada sambelnya." Ucap Rafi pada Bayu, setelahnya ia lalu keluar dari ruangan tersebut.

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang