#47 •EVAN MAHARDIKA•

1.7K 101 2
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

Evan Mahardika, tanpa Putra Atmaja.

Gue gak masalah sih nama gue cuman dua suku kata, gue juga ogah nama gue di akhiri dengan Putra Atmaja, ya meskipun gue pernah heran juga kenapa adik gue ada sedangkan gue gak ada.

Ratu Dwi Putri, dia adalah wanita yang udah melahirkan gue ke dunia ini, sayangnya gue gak bisa ngerasain belaian tangan beliau semenjak gue lahir, beliau meninggal ketika melahirkan gue.

Gue punya daddy yang sayang banget sama gue, namanya Farel Atmaja, sosok lelaki yang lebih dari kata sempurna sebagai sosok Ayah, lelaki yang selalu ngasih perhatian dan kasih sayangnya. Gue selalu jadi prioritas pertama bagi daddy, meskipun dengan pekerjaan daddy yang padat beliau tetap menyempatkan waktu untuk gue.

__________

"Daddy liat, Epan gambal uncin." Ucap Evan kecil semangat sambil memamerkan kertas dengan coretan yang tidak jelas.

"Wah pinter, anak siapa ini?" Ucap Farel sambil mencubit pipi gembul Evan kecil yang berada di pangkuannya.

Evan tersenyum lebar, "Hehe.. Anak daddy dong." Ucapnya.

"Betul! Ini anak daddy, anak daddy yang paling pinter!" Ucap Farel sambil menggesekkan hidungnya dengan hidung Evan.

"Epan tayang daddy!" Seru Evan kecil sambil memeluk leher Farel.

"Daddy juga sayang sama Evan! Anak daddy satu-satunya, kesayangannya daddy." Balas Farel sambil memeluk erat putra kecilnya.

_________

Prang!

Pecahan gelas kaca dengan bingkai foto berceceran di lantai, remaja lelaki yang duduk di sofa menatap datar bingkai foto di lantai yang berisi gambar lelaki paruh baya dengan bocah kecil yang sedang tersenyum lebar.

"Bullshit." Umpat Evan penuh penekanan.

Evan tidak mengerti, setelah Farel mengungkapkan rasa sayang padanya, dengan tidak ada hatinya lelaki itu membawa wanita beserta anak yang satu tahun lebih muda darinya ke dalam rumah, lelaki itu mengaku bahwa wanita yang ia bawa adalah Ibu nya dan lelaki kecil itu adalah adiknya.

Hanya dalam waktu 2 minggu, Farel berubah.

Farel lebih sering keluar bersama wanita itu dan meninggalkan dirinya bersama anak kecil yang menyebalkan, namanya Raga. Adik tiri yang sangat cerewet, selalu mengajak dirinya bermain bola, sedikit-sedikit lapar dan memaksa dirinya untuk menemani makan, selalu mengganggunya ketika ia ingin sendiri, intinya ia kesal dengan Raga.

Karena Farel yang jarang pulang ke rumah dengan dalih sibuk, ia terpaksa bermain bersama Raga karena kesepian, saat siang hari ia tertawa bahagia bersama Raga, namun saat malam hari ia menangis tanpa suara karena merindukan Farel.

2 tahun Evan melalui hari-hari bersama dengan Raga, saat umurnya 5 tahun ia bersekolah di taman kanak-kanak, saat berangkat sekolah Raga ikut mengantarnya, dan saat pulang Raga ikut menjemput dirinya, tanpa Farel tentunya.

saat ia berumur 6 tahun Farel berubah drastis, pria paruh baya tersebut pulang ke rumah hanya seminggu sekali, saat Farel pulang pun dirinya tidak bisa tidur bersama seperti dulu lagi, Farel tiba-tiba dengan tegas mengatakan bahwa ia sudah besar dan tidak boleh tidur bersama daddy, tidak ada kelembutan saat Farel berbicara.

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang