#41

2.6K 124 0
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

"Woi! Mau sampe kapan pelukan, lo pada mau telat ha?!"

Erlan dan Clara serentak mendengus kesal, dasar pengganggu.

"Mana ada telat, masih pagi begini." Ucap Clara sambil melepaskan pelukan mereka.

"Ayo berangkat." Ajak Rafi di angguki oleh Clara dan Erlan.

Mereka bertiga berjalan keluar dari ruang makan, saat mereka sampai di ruang tamu mereka berhenti bersamaan, mereka melirik satu sama lain ketika melihat pasutri yang sedang bermesraan.

"Sayang capek banget." Keluh Gilang sambil memeluk Diandra.

"Ya ampun mas, kamu bau asem." Celetuk Diandra ketika hidungnya menghirup leher Gilang.

"Bau asem kaya gini aku masih ganteng."

"Mana ada ganteng, acak-acakan gini rambutnya." Ucap Diandra, tangannya terangkat merapikan rambut Gilang yang jauh dari kata rapi.

Gilang tidak perduli, ia mendusel di leher Diandra menghirup bau wangi istrinya.

"Kamu mau berangkat kerja?" Tanya Gilang lesu.

"Iya, kamu mandi dulu mas, nanti aku bawakan sarapan ke kamar." Ujar Diandra berusaha melepaskan pelukan suaminya.

"Enggak! Kamu di rumah aja ya aku kangen." Gumam Gilang semakin mengeratkan pelukan mereka.

"Ya ampun mas aku udah siap loh, udah rapi begini." Ucap Diandra mengeluh, ia sudah rapi begini masa iya tidak jadi berangkat sih.

"Gak boleh ngelawan sama suami." Tekan Gilang tidak ingin di bantah.

"Di rumah aja ya aku kangen.." Rengek Gilang lagi seperti anak kecil, lelaki paruh baya tersebut tidak menyadari bahwa anak-anaknya sedang melihat.

Diandra memutar bola matanya malas, matanya tidak sengaja menangkap ketiga anaknya yang berdiri menatap mereka berdua.

Diandra menepuk pundak Gilang, "Mas lepas, ada anak-anak." Ucap Diandra.

Gilang menggeleng, "Gak mau, kamu gak boleh berangkat sayang." Rengek Gilang lagi.

Diandra kesal.

Plak!

"Lepas gak, itu di liatin anak-anak kamu gak malu?!" Ucap Diandra kesal, ia menatap tajam suaminya itu.

Gilang melepas terpaksa melepas pelukannya, tatapannya beralih ke arah anak-anaknya yang menurutnya mengganggu, anak-anaknya itu mengganggu waktu ia bermanja.

"Loh Erlan, kamu disini." Ucap Gilang terkejut, jika ia tau ada Erlan di rumah ini ia tidak akan bermanja di luar kamar, kalau soal Rafi dan Clara sih sudah biasa.

"Hehe iya Pa." Balas Erlan terkekeh garing.

"Romantis ya Pa." Lanjut Erlan membuat wajah Gilang sedikit memerah, lelaki paruh baya itu sedang malu.

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang