#13

3.2K 168 0
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

Ctak!

Erlan mengedipkan mata nya beberapa kali saat Clara menjentikkan jari di depan wajahnya.

"Kenapa ngelamun?"

Erlan menggeleng, "Gak ngelamun."

"Bohong, buktinya lo gak kesakitan gue obatin lukanya, yang kemaren baru aja nempel kapasnya udah kesakitan."

"Emang gak sakit aja yang ini."

Clara menyipitkan matanya tidak percaya, dengan sengaja ia tekan luka di sudut bibir Erlan.

"Aw! Ahss.. sakit Ra, gak ikhlas banget lo ngobatinnya." Keluh Erlan sambil menjauhkan wajahnya dari Clara.

"Hahaha sakit kan, tadi aja katanya gak sakit." Ledek Clara dengan tawa ringannya.

Erlan tersenyum tipis, gadis ini sangat mudah tertawa.

"Senyum ya senyum aja kali, gak usah tanggung-tanggung, lo kalo senyum cakep tau." Ucap Clara sambil sibuk membereskan kotak P3K, lalu menyimpannya dalam lemari yang ada di ruangan tersebut.

Blush!

Mata Erlan seketika melebar, ia tidak salah dengar kan? Barusan Clara memuji dirinya. Jantung Erlan sekarang berdetak tidak karuan, sudah di pastikan telinga nya memerah seperti kepiting rebus.

Sedangkan Clara memasang wajah santai meski detak jantungnya tidak santai. Ia kelepasan tadi, karna sudah terlanjur, jadi ia harus tetap cool.

"H-hah? Apa lo bilang tadi?" Erlan bertanya pada Clara menahan senyumnya.

Clara tersenyum lebar, ia tertawa dalam hati, lihatlah telinga Erlan memerah seperti kepiting rebus hahaha.

"Lo kalo senyum cakep Erlan." Clara menghadap ke arah Erlan bersandar pada meja dekat lemari tempat menyimpan kotak P3K.

"Ekhem! Oh oke." Erlan mengalihkan pandangannya ke segala arah, Clara benar-benar membuat jantungnya tidak aman.

"Makasih." Ucap Erlan singkat seperkian detik.

"Pftt.. Ahahaha lucu banget." Tawa Clara pecah, ia tidak tahan melihat Erlan yang salting seperti ini.

Telinga Erlan semakin memerah, bahkan sekitar wajahnya pun ikut memerah. Bagaimana caranya agar Clara bisa diam?!

"Ck diem lo." Erlan berdecak, namun tawa Clara tak kunjung reda.

"Gue pergi aja kalo gitu, lo gak bisa diem. " Ucap Erlan langsung menghentikan tawa Clara.

"Emang lo mau kemana? Mau ke taman biasa? Kalo lo kesana lo harus ngelewatin kantor guru, bisa-bisa di kira bolos lo."

"Ya kan emang lagi bolos."

"Yaudah sih terserah kalo lo mau di hukum, gue sih ogah." Clara mengedikkan bahu nya, melangkah menuju tempat duduk Erlan, ia duduk di samping lelaki itu.

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang