#49

2K 100 7
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

"Sepi banget." Celetuk El yang sedang memakan jajanan kripik singkong nya, ia bersender di pembatas, membelakangi lapangan sekolah.

"Tumben banget si kembar serentak gak turun, masa iya sakit dua-duanya, mentang-mentang kembar, sakit nya juga samaan gitu?" Ucap El heran, gadis itu berbicara sendirian.

"Hoi! Serius amat nontonnya." Ucap El lagi, ia menjentikkan jari di depan wajah Clara yang terlihat sangat fokus menonton basket, lebih tepatnya gadis itu hanya menonton Erlan saja.

"Ganggu aja!" Ketus Clara menatap El kesal.

"Gabut banget anjir, kita gak ada kegiatan lain apa selain nonton mereka?" Keluh El pada Clara.

Clara terlihat sedang berfikir, "Gak ada." Ucap Clara setelahnya.

El menghela nafas malas, "Ke bawah aja ayo, capek gue berdiri disini." Ajak El menarik tangan Clara, ia berdiri lebih dahulu untuk mengajak Clara menuju tangga.

Clara mengangguk, sebenarnya dia juga capek sih berdiri terus.

"Clara."

El dan Clara berhenti  ketika baru saja turun di anak tangga terakhir, mereka di hadang oleh seorang lelaki, tubuh Clara seketika menegang ketika matanya bertubrukan dengan mata lelaki itu.

"Gue mau ngomong sama lo." Ucap lelaki itu menatap lekat Clara.

"Gak." Tolak Clara mentah-mentah, ia memegang baju bagian belakang El erat, ia takut lelaki itu berlaku macam-macam lagi padanya.

El merasakan baju bagian belakangnya di remas, ia melirik ke arah Clara yang wajahnya terlihat mengeluarkan sedikit keringat di dahinya.

"Lama gak muncul gue kira lo udah mati, masih hidup?" Ucap El menatap lelaki itu.

"Gue gak ada urusan sama lo, gue mau ngomong sama Clara."

"Kalo gue bilang gak boleh?"

"Gak perduli, gue gak butuh pendapat lo."

"Lo denger sendiri kan Clara ngomong apa tadi?"

Dion menghela nafas panjang, berdebat dengan El itu tidak ada habisnya.

"Gue udah bersyukur lo tiba-tiba hilang, ngapain balik." Cetus Clara menatap Dion datar.

"Gue balik kesini mau ngambil berkas yang ketinggalan, dan gue mau minta maaf sama lo." Ucap Dion membalas tatapan Clara.

"Gue kapok gangguin lo terus Ra, waktu kejadian itu Rafi bener-bener marah banget, tangan gue aja sampe patah." Lanjut Dion sambil menunjukkan tangannya yang bengkok.

"Sekali lagi gue minta maaf, gue ngaku salah." Ucap Dion tulus, lelaki itu benar-benar ingin meminta maaf pada Clara, ia tau dirinya sangat salah memaksa Clara untuk menerimanya, bahkan ia melakukan hal yang kelewat batas.

Clara menatap Dion ragu, ia mencari kebenaran dalam tatapan lelaki itu, apakah lelaki itu benar-benar ingin meminta maaf padanya?

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang