HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
ツ
"PERHATIAN BUAT SEMUANYA, TOLONG TENANG."
Suara lantang dari arah meja guru membuat siswa yang sedang berada di dalam kelas menghentikan kegiatan mereka masing-masing, atensi mereka semua teralihkan ke arah lelaki berbadan tegap di depan sana.
"Apaan." Celetuk Vira dari arah belakang.
"Ada yang ngeliat pulpen gue gak? Warnanya ungu."
Jawaban dari lelaki tersebut membuat satu kelas berdecak malas, dasar ketua kelas kurang kerjaan, mereka kira ada pengumuman penting.
"Lo gabut banget anjir pagi-pagi begini, nanyain pulpen aja udah kaya orang mau nyebar pengumuman." Balas Vira kesal.
"Ini tuh cara tercepat." Bela Alan.
"Jangan-jangan lo yang ambil pulpen gue ya?!" Tuding Alan pada Vira tidak lama kemudian.
"Fitnah anjir." Bantah Vira tidak Terima.
Alan berjalan menuju meja Vira, "Lo yang ngambil kan, hayo ngaku." Ucap Alan menatap Vira menuntut, tanpa sadar ia memajukan wajahnya sampai Vira memundurkan tubuhnya.
"Kagak! Awas lo!" Bantah Vira menoyor wajah Alan hingga lelaki itu mendongak.
Alan menyingkirkan tangan Vira di wajahnya, ia tatap intens gadis itu.
"Waduh waduh, Vin kamera cepet." Ucap El menepuk paha Vina yang kebetulan sedang duduk di atas meja milik El.
Vina cepat-cepat mengeluarkan ponselnya membuka kamera lalu menjepret Vira dan Alan, setelahnya ia menyodorkan ponselnya ke arah El, El yang melihat itu mengacungkan dia jempolnya mantap.
"Apasih lo, lepas heh! Modus banget." Sentak Vira tidak lama kemudian.
Tak!
"Ini apa?!" Tanya Alan nge gas ketika mendapatkan pulpen nya yang berada di laci Vira.
"Pulpen gue itu bodoh!" Ucap Vira berdiri berusaha merebut pulpen miliknya, namun karena tubuhnya yang kalah tinggi dengan Alan membuat dirinya kesusahan merebut pulpen tersebut.
"Hahah pendek, aduh gak nyampe ya." Ejek Alan sombong menatap Vira yang jauh lebih pendek darinya, memang dirinya lah siswa yang paling tinggi di kelas ini.
Vira mencubit perut Alan penuh dendam membuat lelaki itu mengerang kesakitan.
"Agrhh, sakit anjir." Umpat Alan memegang perutnya, otomatis tangannnya yang memegang pulpen merendah membuat Vira memiliki kesempatan untuk merebut.
"Eitss gak bisa wle." Alan mengulurkan lidahnya mengejek Vira yang ingin merebut pulpen di tangannya, ia berlari menghindari Vira.
"Sini gak! Itu pulpen gue bangsat!"
"Ini pulpen gue!"
"Itu punya gue! Gak cuman lo yang punya pulpen warna ungu!"
"Yang penting ini punya gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLARA
Teen FictionErlangga Saputra, seorang lelaki miskin, yatim piatu, dan tidak di harapkan oleh keluarga dari pihak Ayah maupun pihak Ibunya. Hingga ia mengetahui alasan mengapa dirinya tidak di harapkan, dirinya hancur. __________ "Ayah, kenapa aku harus lahir?" ...