HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
ツ
"Tumben lo gak bareng Erlan, biasanya kalo istirahat nemplok mulu." Tanya Mahen pada Clara yang berada di rangkulannya, ia berani merangkul Clara karena tidak ada Erlan, jika ada Erlan ia tidak akan berani melakukan ini, takutnya entar cemburu.
"Bukannya tadi kalian bilang dia bareng Rafi ya." Jawab Clara memandang Mahen dan Evan bergantian.
"Iya, kagak tau kemana." Balas Evan mengedikkan bahu nya.
"Sayang!"
Evan tersenyum lebar saat gadisnya memanggil dirinya dengan sebutan 'sayang', ini yang ia tunggu-tunggu.
"Kenapa gak jemput di kelas? Tumben." Ucap Vina yang kini memeluk leher Evan, ia tadi menunggu lelaki itu di kelas tapi karena tidak kunjung datang jadilah ia memilih ke kantin, ternyata kekasihnya sudah berada disini.
"Sengaja, mau nge tes kamu nyariin aku apa gak kalo aku ngilang." Jawab Evan menoleh ke arah Vina, wajah mereka berdekatan karena Vina bersender di bahu Evan.
"Heh!"
Pelukan di leher Evan terpaksa terlepas ketika Vira menarik Vina.
"Ngapain ha?!" Tanya Vira galak, gadis itu baru masuk dari kantin karena langkahnya tertinggal dari Vina, posisi Vina dan Evan sangat membuat salah paham jika di lihat dari belakang.
"Gak ngapa-ngapain, peluk doang." Balas Vina membela diri, benar kan dirinya hanya memeluk leher Evan.
"Posisi lo berdua bikin salah paham anjir." Ucap Vira lalu duduk di samping Mahen.
Vina mencibir, ia ikut duduk memposisikan dirinya di samping Evan.
"Udah pesen makanan belum?" Tanya Vira tidak lama kemudian.
"Udah, santai aja gue yang bayar." Jawab Mahen menatap Vira.
"Lo jadi sering traktir nih." Ucap Vira menyenggol bahu Mahen.
"Terakhir, besok gue udah balik ke Amrik."
Grep.
"Eh!" Mahen terkejut ketika merasakan kedua tangan melingkar di pinggang nya, ia menoleh mendapati Clara yang memeluknya dari samping.
"Gue bakal kangen banget sama lo, sering-sering main ke sini ya." Ucap Clara sendu.
Mahen tersenyum, "Iya, nanti kalo ada waktu gue kesini." Balas Mahen sambil mengelus lembut rambut Clara.
"Aku juga mau kaya gitu." Celetuk Vina menatap ke arah Evan.
Evan mengernyit, "Apanya?" Tanya lelaki itu bingung.
Vina berdecak kesal, tanpa aba-aba ia melingkarkan tangannya di pinggang Evan.
"Aku mau peluk juga, biasanya kamu peluk-peluk aku tapi ini enggak." Ucap Vina sedikit menggerutu kesal.
Evan terkekeh gemas, "Lucu banget sayang nya aku ini." Ucap Evan mengapit hidung mancung Vina, ia membalas pelukan gadisnya mengelus lembut punggung Vina.
"Hah.." Vira menganga tidak percaya, ia menghirup banyak oksigen karena merasakan sesak yang teramat ketika melihat kedua pasangan yang sedang bermesraan, di sampingnya ada Mahen dan Clara, di depannya ada Vina dan Evan, haruskah ia pergi sekarang??
"Ngeri banget, kembaran gue ketularan virus bucinnya Evan." Gumam Vira menggeleng pelan, ia sudah seperti obat nyamuk sekarang.
"Jadi gini rasanya jadi Vira." Gumam El dalam hati, ia menyibukkan dirinya dengan minum es yang ia beli sendiri, sungguh rasanya ia benar-benar tidak tahan berada di dalam lingkaran perbucinan, sebenarnya Rafi kemana sih?!
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLARA
Teen FictionErlangga Saputra, seorang lelaki miskin, yatim piatu, dan tidak di harapkan oleh keluarga dari pihak Ayah maupun pihak Ibunya. Hingga ia mengetahui alasan mengapa dirinya tidak di harapkan, dirinya hancur. __________ "Ayah, kenapa aku harus lahir?" ...