#6

3.9K 213 1
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

__________

"Ahahaha lemah banget gitu doang gak bisa."

"Lagi gak hoki doang." Dengus lelaki yang menjadi bahan ejekan sahabatnya itu. Bukan salahnya bola itu meleset, memang bola nya saja yang tidak mau masuk.

"Hahaha iya deh bocah." Ujarnya sembari mengusap kasar rambut lawan bicaranya.

"Ck gue bukan bocah!"

"Masa? Pendek gini bukan bocah?"

"Lo ngejek gue?!"

"Enggak sih, tapi kalau lo ngerasa ya baguslah."

"Sini lo! Gue jitak pala lo!" Remaja itu mengejar sahabatnya yang sudah membuatnya kesal, sekali lagi bukan salahnya dia pendek, salah sahabatnya yang ketinggian!

"Emang nyampe? Lo kan pendek hahaha.." Erlan lari menghindar dari ke kesalan Rafi, ia harus selalu mengingat bahwa tangan Rafi itu sekuat baja, jika Rafi berhasil menjitak kepalanya, bisa-bisa benjol sampai besok.

Hap!

"Woi!" Erlan terkejut dengan Rafi yang tiba-tiba lompat ke punggung nya lalu melingkarkan tangannya di leher Erlan. Kalau ada yang melihat mereka, bisa-bisa mereka di anggap belok.

"Haha kena kan lo. Nih rasain!" Rafi mengusap kasar kepala Erlan, sampai-sampai rambutnya berantakan, ia tidak jadi menjitak kepala Erlan, kasihan kalo benjol.

"Heh udah-udah, turun lo! Entar ada yang liat bisa-bisa kita dikira belok." Ucap Erlan menghentikan kegiatan Rafi.
Rafi berhenti, namun ia tidak turun dari gendongan tapi malah memperbaiki posisi nya.

"Heh lo nggak mau turun?"

"Lan, kalo kita lari keliling lapangan ini rame kali ya, disini juga enggak ada orang." Rafi mengeluarkan ide yang tiba-tiba terlintas di kepalanya.

"Dih ogah, kaya anak kecil anjir."

"Tapi kan kita emang masih kecil Lan, kita masih 13 tahun, masih kelas 1 SMP kalo lo lupa."

Ya benar juga sih, pikir Erlan. Tidak ada salahnya kan mencoba ide Rafi?
Tanpa aba-aba Erlan langsung berlari mengelilingi lapangan yang tidak terlalu luas ini.

"Hoi! Ngomong dulu kek kalo mau lari, gue mau jatoh!" Ucap Rafi yang terkejut dengan pergerakan tiba-tiba dari sahabatnya.

"Hahaha demi apa seru banget! Laju lagi Lan!"

Erlan sedikit menambah kecepatan lari nya sesuai instruksi Rafi, mereka tertawa bersama dengan wajah yang terlihat bahagia.

"Hosh.. Hosh.. Capek Raf." Ucap Erlan ngos-ngosan setelah duduk di bawah pohon besar yang lebat daunnya.

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang