Warning! Part sedikit sensitif!!
•
•
HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
ツ
"Gunting batu kertas!"
"Gunting batu kertas!"
"Gunting batu kertas!"
"Aaa curang!"
"Loh kok curang, kamu mah kalah ya kalah aja."
"Curang pokonya curang! Masa iya tiga kali kalah terus." Gerutu Clara kesal.
Erlan terkekeh gemas, "Aneh." Celetuk Erlan mencubit kecil hidung Clara.
Clara menatap Erlan tanpa ekspresi.
"Kenapa kita bolos?" Tanya Clara random.
"Karena kita bolos." Jawab Erlan random juga.
Mereka berdua saling pandang beberapa detik lalu tertawa bersama menertawakan diri mereka yang kelewat random.
"Hahaha.."
"Serius deh, kenapa kamu tiba-tiba ngajak bolos?" Tanya Clara lagi.
Erlan mengedikkan bahu nya, "Gak tau, tiba-tiba pengen aja." Jawab Erlan sekenanya.
"Aku mau peluk." Ucap Erlan lalu menarik Clara dalam pelukannya.
Clara tidak keberatan, ia menyenderkan kepalanya di dada bidang Erlan mencari posisi nyaman.
"Aku seneng banget." Celetuk Erlan tidak lama kemudian, ia menempatkan wajahnya tepat berada di depan wajah Clara.
"A-apa kenapa?" Tanya Clara gugup, bagaimana tidak gugup jika wajah mereka sedekat ini?!
Erlan tersenyum manis, tangan kanannya terangkat guna menyingkirkan rambut pendek gadisnya yang sedikit menutupi wajah cantik itu.
"Papa ijinin aku buat bikin kamu bahagia." Ucapnya sambil memandang Clara teduh.
Clara terkesiap, "Maksudnya?" Tanya Clara bingung, ia belum benar-benar mencerna perkataan Erlan.
"Kamu mau kan nunggu aku?" Ucap Erlan melenceng.
Clara mengernyit, dengan cepat kedua tangannya menangkup wajah tampan Erlan.
"Kamu mau kemana?!" Tanya Clara panik, ia takut Erlan pergi meninggalkannya.
Erlan mengedip beberapa kali, selanjutnya ia terkekeh gemas.
"Gak kemana-mana sayang, aku tetap ada di sisi kamu." Jawab Erlan sambil mencubit hidung mancung Clara gemas.
"Maksud kamu 'nunggu' tadi itu apa? Yang jelas kalo ngomong." Desak Clara tidak tersipu sedikitpun ketika Erlan bersikap manis, ia benar-benar menganggap perkataan Erlan tadi seperti ucapan perpisahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLARA
Teen FictionErlangga Saputra, seorang lelaki miskin, yatim piatu, dan tidak di harapkan oleh keluarga dari pihak Ayah maupun pihak Ibunya. Hingga ia mengetahui alasan mengapa dirinya tidak di harapkan, dirinya hancur. __________ "Ayah, kenapa aku harus lahir?" ...