#22

2.9K 181 1
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

"Erlan."

"Hm?" Jawab Erlan ketika Clara memanggilnya, ibu jarinya mengelus pelan tangan yang ada di genggamannya.

"Lo sekarang kerja apa?"

"Kurir di toko roti."

Clara mengangguk, Erlan sudah tidak bisa lagi kerja bangunan bersama mas Andik, katanya mas Andik terlanjur membawa temannya untuk bekerja, jadi dengan terpaksa Erlan harus berhenti.

"Kerja dari jam berapa? Terus pulangnya jam berapa?"

"Karena aku kerjanya siang jadi pulangnya malam, tapi kadang sore udah pulang. Kalau hari minggu aku kerja dari pagi pulangnya udah pasti sore." Jelas Erlan, ibu jarinya masih mengelus lembut tangan Clara.

Clara mengernyit, apa tadi? Erlan menggunakan kata 'aku'?

"Bilang apa tadi?" Tanya Clara dengan kernyitan di dahi nya.

"Apaan?" Tanya Erlan kembali, ia bingung apa maksud Clara.

"A-aku?"

Erlan mengangguk paham, jadi ini yang Clara maksud, "Iya aku-kamu, biar romantis." Jawabnya mencubit pelan hidung mancung Clara.

"Ihh paansii." Ucap Clara menjauhkan wajahnya, ia memandang ke segala arah menghindari tatapan Erlan.

"Haha gemes banget, kalo kamu gak terbiasa gak papa, pake lo-gue aja." Ucap Erlan memberi pengertian.

Clara mengulum bibir tipisnya, jika Erlan bisa kenapa dirinya tidak kan?

Gadis itu menggeleng, "No, aku bisa aja kok."

"Oiya, hari minggu kamu pulang sore kan? Jalan yukk." Ajak Clara tersenyum.

"Kenapa gak besok aja? Minggu masih lama."

"Gak, kalau kamu pulang malam nanti capek, hari minggu aja."

Erlan tersenyum, tangannya terulur mengelus lembut kepala Clara, ia bersyukur memiliki gadis pengertian seperti Clara.

"Makasih sayang."

Clara melebarkan matanya, Erlan bilang apa? Sayang?

"Hah? Apa?" Tanya Clara memastikan bahwa ia tadi tidak salah dengar.

"Sayang." Jawab Erlan singkat.

Clara mengalihkan pandangan nya, sial jantungnya sangat bersemangat berjingkrak-jingkrak.

"Sayang." Ucap Erlan kembali saat gadis itu diam saja.

"Erlan stop."

Erlan tersenyum samar, ah jadi gadis itu sedang salting ya makanya diam saja.

"Sayang sayang."

"Clara sayang..."

"Sayang."

"Erlan gak kuatt!" Pekik Clara memeluk Erlan tiba-tiba, wajah nya memerah saat Erlan mengatakan 'sayang' berkali-kali.

Erlan Etertawa, "Hahaha gemes bangett." Ucapnya menggoyangkan pelan pelukan mereka.

"Dor!"

"Monyet monyet!"

"Hahahhahaha."

Clara menatap sahabatnya kesal, mereka bersembunyi di belakang pintu saat dirinya melangkah memasuki kelas, dasar manusia kurang kerjaan.

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang