HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
ツ
Saat pulang sekolah tiba, Rafi berjalan menuju parkiran sekolah, tentunya dengan seorang gadis yang berada di rangkulannya.
"Kita jadi kan nanti?" Tanya El mendongak, menatap kekasihnya.
"Jadi dong, nanti aku jemput ya." Jawab Rafi tersenyum kecil.
"Jemput kemana?" Tanya El.
Rafi mengernyit, "Ke rumah kamu lah, yakali di depan gang, yang ada aku di gebukin sama Ayah kamu, masa jemput anaknya didepan gang." Jawab Rafi, di akhiri dengan sedikit candaan.
El merutuki dirinya sendiri, ia lupa bahwa ia belum memberi tau tentang keluarganya, keluarganya yang hancur karena masa lalu sang Ayah.
"Tapi nanti--"
"Rafi."
Seorang lelaki muncul tiba-tiba di hadapan Rafi dan El, menyela perbincangan kedua remaja berlawan jenis.
"Ngagetin anjir." Gumam El ketika lelaki tersebut menghalangi jalannya dengan Rafi.
"Gue mau ngomong." Ucap Evan, lelaki yang telah muncul tiba-tiba tanpa di undang.
Rafi menghela nafas, ia mengambil langkah ingin menghindari Evan, namun dengan gesit Evan menghalangi nya.
"Gue tau gue sa--"
"Sayang, kamu ke mobil duluan ya? Tunggu sebentar."
Belum selesai Evan berbicara, Rafi memotong ucapan Evan untuk menyuruh kekasihnya pergi terlebih dahulu.
El mengangguk, ia paham situasi.
Evan melirik El yang pergi menjauh ke arah parkiran, setelahnya ia menatap ke arah Rafi kembali. Sedangkan Rafi, lelaki itu menatap Evan datar, tanpa ekspresi.
Evan menghela nafas, "Gue tau gue salah, gue minta maaf." Ucap Evan menatap manik mata Rafi.
Rafi diam tidak menjawab.
"Gue bodoh, goblok, gak bisa ngontrol diri, gue akui itu. Gue sadar, gue udah kelewatan." Ucap Evan lagi ketika Rafi hanya diam menatapnya.
Beberapa saat Rafi tetap diam, tidak berniat untuk menjawab Evan, raut wajahnya pun tetap sama, datar tanpa ekspresi.
"Gue minta maaf banget Raf." Mohon Evan memelas, ia lelah meminta maaf pada Rafi, ia akui ia salah, sangat salah.
"Ya." Jawab Rafi tidak lama kemudian.
"Udah kan? Duluan." Lanjut Rafi, ia mengambil langkah ingin beranjak pergi.
Tap.
Evan menahan bahu Rafi, sehinggal lelaki tersebut tidak jadi mengambil langkah.
"Raf, gue tau lo gak ikhlas, lo masih kesel kan sama gue?" Tanya Evan.
Tak.
Rafi menghempaskan tangan Evan yang berada di bahu nya.
"Tujuan lo cuman minta maaf kan? Lo gak denger tadi gue bilang 'iya'? Gue maafin lo." Jawab Rafi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLARA
Teen FictionErlangga Saputra, seorang lelaki miskin, yatim piatu, dan tidak di harapkan oleh keluarga dari pihak Ayah maupun pihak Ibunya. Hingga ia mengetahui alasan mengapa dirinya tidak di harapkan, dirinya hancur. __________ "Ayah, kenapa aku harus lahir?" ...