HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
ツ
Pagi ini cuacanya sangat cerah, udaranya sejuk dan burung-burung berkicauan terbang bebas di langit.
Erlan berjalan dengan santai menuju sekolah, sesekali dirinya bersiul untuk menemani hening di perjalanan. Sampai di sekolah dirinya langsung melangkah menuju kelasnya berada, langkahnya berhenti ketika melihat Clara yang sedang duduk santai di kursi dekat tangga. Perlahan senyum manisnya terbit, jujur saja dirinya merindukan Clara, meski ia tidak kenal dekat dengan gadis itu.
Erlan memberanikan diri menghampiri Clara, ketika dirinya sampai ternyata Clara sedang mendengarkan lagu lewat earphone nya, sepertinya Clara sangat menikmati lagu itu sampai-sampai mata nya terpejam.
"Clara."
"Clara."
Panggilan Erlan tidak di perdulikan oleh pemilik nama, entah keberanian dari mana, dengan ragu tangan Erlan perlahan melepas sebelah earphone milik Clara.
Clara yang terusik membuka matanya, pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah wajah Erlan.
"Eh Erlan." Clara tersenyum saat tau bahwa Erlan yang mengganggunya, ia pikir yang mengganggunya manusia gila semalam.
"Maaf lancang, gue panggil lo gak denger soalnya."
"Santai aja gak papa, sini duduk."
"Lo emang suka senyum ya orangnya?." Erlan bertanya, pasalnya dari tadi senyum Clara tidak luntur.
"Cuman untuk orang terdekat gue sih." Clara menjawab santai sambil mematikan lagu yang ia dengarkan tadi.
Lagi, Erlan merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Tidak taukah Clara bahwa jawabannya tadi sangat berpengaruh pada kecepatan jantungnya?
"Oh iya, kita belum kenal lebih deket ya? Ceritain dong tentang lo." Clara bertanya sambil menatap Erlan dari samping.
"Tentang gue? Gue kelas 11 MIPA 2."
"Udah gitu doang? Temen lo?"
Erlan diam mendengar pertanyaan Clara, teman ya?
"Gak ada." Jawab Erlan singkat, pandangannya lurus ke depan.
"Emm sory Lan, gue gak tau." Clara merasa tidak enak karena pertanyaan yang ia lontarkan, berarti mereka sudah tidak berteman ya?
"Santai aja, makanya waktu lo ngajak kenalan gue kaget, karena emang gak ada yang pernah ngajak gue kenalan."
"Kalo boleh tau, emang kenapa?" Clara kepo mode on.
"Lo mau tau?" Tanya Erlan yang mendapat anggukan dari gadis di sampingnya.
"Jangan kaget kalo gue kasih tau." Erlan bertanya kembali dan mendapat angggukan lagi dari Clara
"Gue miskin."
Hening. Erlan menatap lurus ke depan, ia tidak tau menceritakan ini hal yang baik atau bukan.
"Sebelum gue masuk sini, gue terkucilkan karena gue miskin, gue gak punya teman, dan cuman satu orang yang mau berteman sama gue, tapi sekarang udah gak lagi."
Clara mendengar cerita Erlan dengan diam, ia tau satu orang itu adalah Rafi. Jadi waktu dirinya bertanya saat di UKS mengapa Erlan tidak ke kantin, karena ia miskin? Erlan tidak memiliki uang?
"Dan semenjak gue masuk sekolah ini, gue menghindari orang lain. Gue selalu memilih untuk sendirian, kalau dapat kerja kelompok pun gue pilih sendirian, meski nilai gue harus di kurangi. Gue takut kalau nanti mereka tau gue miskin, mereka akan jauhi gue lagi kaya dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLARA
Teen FictionErlangga Saputra, seorang lelaki miskin, yatim piatu, dan tidak di harapkan oleh keluarga dari pihak Ayah maupun pihak Ibunya. Hingga ia mengetahui alasan mengapa dirinya tidak di harapkan, dirinya hancur. __________ "Ayah, kenapa aku harus lahir?" ...