#9

3.4K 204 0
                                    

HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡

"Kenapa Ayah lakuin ini? Salah Mamah apa? Kenapa Ayah tega khianatin Mamah?"

"Sayang denger dulu, dengerin penjelasan Ayah dulu ya?"

"Apa yang harus aku dengerin? Pengakuan Ayah yang mencintai masa lalu Ayah?!"

"Sayang dengar dulu ya, jangan kaya gini plis Ayah jadi ngerasa bersalah banget sama kamu."

"TAPI AYAH EMANG SALAH! APA SIH YANG AYAH LIHAT DARI DIA?! APA KURANGNYA MAMAH HAH?!"

Lelaki yang di panggil Ayah tersebut memeluk erat putri satu-satunya, ia tidak perduli anaknya memberontak.
Ini memang salahnya, salahnya karena belum bisa melupakan masa lalu yang mengakibatkan dirinya main belakang.

"Hiks.. Kalau Ayah gak cinta sama Mamah, kenapa kalian menikah" Perempuan yang ber status anak menangis sesegukan di pelukan Ayahnya, ia hancur saat tau bahwa ternyata Ayahnya main belakang.

"Ayah jahat banget, hiks.. Aku ngertiin Ayah sibuk kerja, tapi ternyata Ayah gak cuman sibuk kerja! Ayah juga sibuk sama selingkuhan Ayah!"

"AKU MAU IKUT MAMAH AJA! AKU GAK PEDULI JADI MISKIN ASAL AKU GAK HIDUP SAMA PENGKHIANAT KAYA AYAH!!"

Perempuan tersebut melepas paksa pelukan sang Ayah, dirinya lari menuju kamarnya, ia tidak perduli oleh teriakan sang Ayah.

"SAYANG DENGAR DULU NAK!"

Tok tok tok!

"Sayang buka pintunya ya? Ayo ngomong dulu sama Ayah." Suaranya lembut masuk ke telinga, meski anaknya berteriak ia tidak akan membalas dengan teriakan, ia sangat menyayangi anaknya, namun untuk masalah perselingkuhan ini di luar kendalinya.

Tok tok tok!

"Sayang? Sebentar aja ya?"

"PERGI! AKU GAK MAU NGOMONG SAMA AYAH!"

Selimut dan gulingnya berantakan, bantal nya sudah basah akibat air matanya yang mengalir. Kenapa Ayahnya jadi begini? Ia pikir keluarganya harmonis, mereka selalu saja mesra, jarang berkelahi, bahkan selalu saja menghabiskan waktu berdua, tapi ternyata Ayahnya masih memiliki perasaan pada masa lalu nya.

Ia lelah, hampir satu jam waktu ia habiskan untuk menangis, perlahan mata itu tertutup dengan nafas yang teratur.

"Bwa!"

"Monyet mana monyet!"

"Ahahaha, ngapain nyari monyet?"

"Hih nyebelin anak Bapak Gilang."

"Kenapa ngelamun hm?" Tangannya bergerak merangkul bahu El, sesekali mengusap lembut pucuk kepalanya.

"Nunggu adek lo lama amat, kemana sih." El menggerutu kesal, tadi Clara menghubungi dirinya untuk menunggu di dekat pos parkiran, tapi sudah 20 menit dirinya menunggu Clara tidak datang-datang.

ERLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang