HAPPY READING (๑•ᴗ•๑)♡
ツ
Di dalam sebuah cafe seorang gadis menatap tajam lelaki yang bercengkrama dengan wajah yang ceria, gadis itu cemburu, kesal, rasanya ingin marah-marah.
"Dasar anak muda." Gumam Gilang malas, ia menggeleng melihat Clara yang matanya tidak lepas dari Erlan yang sedang berbincang dengan seorang waiterss disana.
Ya, gadis yang dari tadi menatap tajam seorang lelaki itu adalah Clara, gadis itu menatap Erlan dari kejauhan.
"Permisi, ini pesanan untuk meja nomor 27." Ucap seorang waiterss tersebut ramah, gadis yang tadi bercengkrama dengan kekasih Clara, Erlan.
"Terima kasih." Ucap Gilang ramah. Sedangkan Clara menatap intens gadis itu membuatnya tidak nyaman.
"Kalau begitu saya permisi." Ucap waiterss tersebut sedikit gugup karena di tatap Clara intens.
Setelah waiterss tersebut pergi, Gilang menyentil pelan dahi Clara.
"Awshh, Papa kenapa." Ucap Clara sambil mengelus dahi nya yang sebenarnya tidak sakit sama sekali.
"Kamu kalau cemburu ya cemburu aja, jangan bikin orang lain gak nyaman." Beri tau Gilang pada anaknya.
"Ya maaf, namanya juga jealous." Gumam Clara yang masih terdengar oleh Bilang.
"Ya itu yang di rasakan Erlan saat kamu sibuk sama Mahen waktu itu." Celetuk Gilang membuat Clara menatap lelaki paruh baya itu.
Clara mengernyit, "Hah?"
Gilang melirik Clara, "Papa denger kalian debat di ruang tamu." Beri tau Gilang.
Clara diam.
"Sebentar lagi rekan Papa datang, kamu pindah meja yang di situ." Tunjuk Gilang pada meja yang tidak jauh dari sana.
"Nanti kalau Erlan sudah balik dari toilet, ajak duduk sama kamu." Lanjut Gilang.
Gilang membawa Erlan dan Clara mempir ke sebuah Cafe, karena dirinya akan bertemu dengan rekan kerjanya sebentar. Awalnya Gilang membawa Erlan karena ingin mengantar anak itu pulang, meski ia sudah tau dimana alamat Erlan dari bawahannya, tapi ia ingin tau dimana letak pasti tempat tinggal anaknya.
Clara mengangguk, ia membawa minuman miliknya dengan Erlan untuk pindah ke meja di sebelahnya.
Beberapa menit setelahnya Erlan kembali.
"Lama banget." Cetus Clara sedikit kesal.
"Maaf, tadi sempat ngobrol dulu." Ucap Erlan lalu duduk di hadapan Clara, ia langsung menghampiri meja Clara yang terpisah dengan Gilang ketika gadis itu melambaikan tangannya, dengan wajah kusut tentunya.
"Ngobrol sama cewek, makanya lama."
Erlan mengernyit ketika Clara ngomong dengan jutek padanya, ah ia tau pasti gadis itu melihatnya mengobrol dengan waiterss tadi.
"Kamu cemburu?" Tanya Erlan menatap Clara.
"Gak tuh." Jawab Clara sembari mengedikkan kedua bahunya, ia menjawab dengan mengalihkan pandangannya ke lain arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLARA
Teen FictionErlangga Saputra, seorang lelaki miskin, yatim piatu, dan tidak di harapkan oleh keluarga dari pihak Ayah maupun pihak Ibunya. Hingga ia mengetahui alasan mengapa dirinya tidak di harapkan, dirinya hancur. __________ "Ayah, kenapa aku harus lahir?" ...