Masih di hari yang sama dimana Kamal mengganti chef Jalapeno dengan chef lain tanpa persetujuan Siro. Di sisa hari itu Siro masih membahasnya dan mendumel pada Kamal setelah jam kantor berakhir. Mereka berjalan bersama menuju lobi.
"Kalau dalam istilah politik sikap lo itu namanya otoriter."
"Ga juga, gue cuma berusaha membuat diri gue nyaman, bukannya itu nasihat lo tiga tahun lalu sebelum gue pergi healing? Gue inget betul lo bilang 'dimana pun lo berada nanti, pastikan buat diri lo nyaman. Kalo lo udah nyaman hati lo bakal baik-baik saja' gitu, kan?"
Siro tidak bisa bicara lagi kalau Kamal sudah mengungkit sejarahnya tiga tahun lalu. Kekacauan sahabatnya itu yang membuat Kamal membuang diri dari satu negara ke negara lain, kota satu ke kota lain, hutan satu ke hutan lain, gunung, laut. Tiga tahun Kamal memutus kontak dengan semua keluarga dan teman setelah insiden mobil goyang.
Andai tidak ada orang iseng yang menyebar gambar cctv yang ternyata masih berfungsi, dia tidak akan semalu saat itu. Seseorang berhasil mendapat rekaman cctv yang merekam plat mobil itu, bagaimana mobil itu bergerak seiring gerakan pelaku di dalam, hingga baku hantam yang terjadi setelahnya. Walau wajah mereka disamarkan dan gambar tidak begitu jelas, tetap saja tidak berhasil meredam amarah dan malu yang Kamal rasakan. Terutama malu yang ditanggung keluarganya. Semua tidak membahas peristiwa itu secara khusus dengan Kamal, tapi Kamal bisa merasakan guncangan hebat yang di tahan setiap keluarganya. Mereka memberi Kamal ruang untuk menenangkan diri dan pasrah saat Kamal memutuskan pergi tanpa batas waktu yang pasti. Mengira waktu yang akan diperlukan Kamal hanya beberapa bulan, ternyata sampai tiga tahun.
Beberapa bulan sebelum kembali Kamal hanya memberi kabar pada Siro via email. Menceritakan sedikit apa yang dia lakukan selama dia pergi. Kamal bertemu dengan seorang teman lama bernama Kai. Kai seorang fotografer alam yang kebanyakan mengabadikan aksi hewan di alam liar. Bersama Kai, Kamal menjadi asisten foto menjelajah beberapa negri. Tidak sebagai asisten tulen, Kamal hanya ikut-ikutan melihat Kai menjepret kamera di persembunyian yang menyaru dengan alam. Dan Kamal menikmati kemana saja Kai membawanya.
Berbekal satu email itu Siro mengabari keluarga Kamal, bahwa orang yang mereka khawatirkan itu sepertinya sudah baik-baik saja.
"Hah, terserah lu. TERSERAH." Siro di ujung kesal, "sikap lo tuh ya, bikin lu halal di gebug tahu, ga? Ya Tuhan... lima juta gue."
Siro menggeleng kepala berharap rasa kesalnya juga terhempaskan. Dia merogoh kantong cukup dalam untuk acara selamatan dengan mentraktir enam orang di resto Jepang ternama. Jalapeno adalah chef favoritnya. Dia berharap Datu dan yang lain bisa mencicipi masakan Jala. Kalau sudah begitu, dia akan membuat video reaction mengenai pendapat mereka tentang masakan Jala. Dalam arti Siro akan membuat konten acara makan tersebut untuk vlog mingguannya. Sekarang rencana tinggal rencana, dia harus memikirkan ide konten baru.
Dasar yutuber, semua di buat konten.
"Tapi maksud lo mengambil alih Datu?"
"Oh, masalah itu..."Kalimat jawaban Kamal berhenti karena melihat Datu keluar dari lift dan berjalan ke arahnya sambil tersenyum menguncir rambut. Kamal mendadak sigap, padahal dia belum melakukan apa-apa tapi Datu sudah merespon baik kedekatan mereka beberapa hari ini. Belum ada pesan pribadi atau pembicaraan khusus tentang...
"Ooh!" Kamal terhenyak saat Datu mengangkat tangan sambil tersenyum lebar, beberapa langkah lagi mereka akan bersua.
Tiga... dua... satu...
Seeet
Seketika Kamal memasang wajah biasa setelah tadi senyum kegeeran. Menstabilkan debaran jantung dan mengambil kontrol wajahnya yang mungkin sudah merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
HETEROCHROMIA (Koplonya Hidup)
RastgeleUdah pernah ngerasain di turunin jabatan padahal pegawai andal? Pernah ngerasain di benci semua anggota keluarga? Pernah ngerasain tidak punya status sosial di mata masyarakat? Pernah ngerasain diludahin sama crush? Kalau belum, cobain deh. Rasanya...