Nana menghela napas panjang saat dia memasuki kamar yang ditempati oleh pasangan Shin Michael dan Adrianne Arnault. Senyumnya terulas saat melihat Adrianne tidak sendirian. Alceena juga berada di sana. Tertidur dengan posisi menyamping sambil memegang erat tangan ibunya.
"Apa badannya tidak kaku tidur dengan posisi seperti itu?" gumam Nana pelan.
Nana kemudian meraih pergelangan tangan Adrianne dengan sangat berhati-hati. Takut membangunkan Alceena. Dia mengecek denyut nadi Adrianne. Kemudian berganti melakukan pemeriksaan yang sama pada denyut nadi Michael. Keadaan mereka sudah berangsur-angsur normal.
Nana mundur beberapa langkah. Dia menatap keluarga Shin yang terbaring di hadapannya itu sambil meletakkan kedua tangannya ke dalam saku jas dokter yang dia gunakan.
Keluarga.....
Nana juga punya kenangan itu....
Tersimpan jauh di dalam pusat memorinya....
Samar-samar....
Tapi Nana masih ingat rasa hangat dikelilingi orang-orang yang dia sayangi. Orang-orang yang cukup dekat dengannya untuk bisa disebut keluarga.
Semenjak dalam pengasingannya.... Nana sering berandai-andai....
Jika ribuan tahun yang lalu, keluarganya bukanlah satu dari sedikit keluarga yang taat pada-Nya, apakah Nana bisa menjalani hidup sebagai manusia biasa ?
Bertambah usia...
Menikah...
Memberikan keturunan...
Lalu meninggalkan dunia...
Hal yang terakhir itu sangat membuat Nana penasaran. Hidup diantara pasien yang berjuang antara hidup dan mati membuat Nana bertanya-tanya. Semenakutkan itukah meninggalkan dunia ini sampai-sampai para pasiennya selalu meminta supaya diberikan kesembuhan ? Sementara Nana sejujurnya ingin merasakannya.
Menutup mata kemudian menghilang.
"Nediva...."
Sebuah panggilan membuat Nana menegapkan tubuhnya. Dia berbalik. Mencari siapa gerangan yang memanggil namanya. Dahi Nana mengernyit bingung karena mendapati keberadaan Jaziel di dalam kamar Michael dan Adrianne.
"Jaziel ?" desis Nana. Dia berjalan mendekati saudaranya yang berdiri di ambang pintu.
"Ada apa ? Apa terjadi sesuatu di New York ?"
"Kita bicara di luar...." jawab Jaziel. Dia meraih pergelangan tangan Nana dan setengah menarik wanita itu supaya keluar dari dalam kamar pasangan Shin.
"Ada apa Jaz ? Kamu membuatku takut...." tanya Nana lagi begitu mereka berdiri di luar kamar.
"Kamu ikut aku ke Vegas sekarang juga..."
"Vegas ? Tapi kenapa ?"
"Sesuatu terjadi. Trey, manusia yang menemani Alceena mencariku di New York tertangkap. Itu berarti Gabriel sudah tahu bahwa anak tirinya melakukan sesuatu untuk mencegahnya. Aku yakin, Azazel juga memberi informasi pada Gabriel, bahwa kita berada di belakang anak tirinya itu. Iblis itu juga tidak akan tinggal diam. Dia pasti akan mencari cara membalas kematian Ramiel, pengikutnya yang paling setia."
Nana menghela napas panjang mendengar penuturan Jaziel.
"Kenaz sudah setuju. Dia yang mengusulkan agar kita berkumpul di Vegas. Gabe juga akan membawa Thea ke sana." sambung Jaziel.
![](https://img.wattpad.com/cover/280497996-288-k714206.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN UNKNOWN
FanfictionJatuh cinta itu hal biasa. Lantas bagaimana jika orang yang kau cintai bukanlah seseorang yang kau pikirkan selama ini? Bagaimana bila seseorang yang kamu cintai mendadak memiliki rahasia tergelap? Rahasia yang jauh menembus nalar mu. Rahasia yang...