Pagi di Mansion Hefner sebelum rencana terakhir mereka dijalankan terasa sangat sunyi. Kenaz memindahkan hampir seluruh wanita yang tinggal di Mansion besar miliknya itu. Dia juga menempatkan Billy Jean, Jerome juga Jaime di tempat yang aman bersama dengan malaikat yang diutus oleh Jerahmeel. Jeffrey dan Trey juga akan kembali ke rumah mereka masing-masing. Tentu dengan proteksi ketat dari para Archangel.
Sebelum meninggalkan Mansion Hefner, Trey meminta Jeffrey untuk mengantarkannya menemui Johnny dan Alceena. Setelah berpamitan dengan Yuta dan Ara yang masih kesal dengan keputusan dua pemuda itu, Jeffrey mendorong kursi roda Trey menuju ke kamar Alceena. Sudah ada Johnny yang menunggu di depan pintu kamar.
Pintu kamar dibuka dari dalam, menampilkan wajah Thea yang tersenyum menyambut ketiga pemuda itu.
"Ingin berpamitan dengan Alceena ya ? Tunggu sebentar, dia akan segera keluar menemui kalian. Dia masih berbicara dengan kedua orang tuanya" jelas Thea. Ketiga pemuda itu mengangguk maklum. Mereka tetap menunggu di luar walaupun Thea membuka sedikit pintu kamar yang dia dan Alceena tempati. Dari tempat mereka berdiri, mereka bisa melihat punggung Alceena. Gadis itu sedang duduk membelakangi mereka sambil berbicara pada sesuatu yang ada di hadapannya. Thea berjalan menjauhi ambang pintu, mendekati Alceena kemudian membisikkan sesuatu di telinganya.
Tidak sampai lima menit, Alceena selesai melakukan kegiatannya. Dia berdiri kemudian langsung memutar tubuhnya dan berjalan menuju ke tempat dimana Johnny, Jeffrey dan Trey sedang menunggunya.
"Sorry.... Absen pagi sama Emak." jelas Alceena sambil mengedikkan dagunya ke arah Ipad yang terbuka di atas meja. Baru terlihat setelah Alceena berdiri dari sana tadi.
"Udah mau pulang ya ? Yakin ? Kenapa nggak tinggal di sini aja sih sampe sembuh ?" sambung Alceena. Dahinya sedikit mengernyit melihat luka-luka di tubuh Trey. Untung saja ada Nediva. Luka-luka itu sudah berangsur-angsur membaik. Tidak seperti semalam ketika Trey baru dibawa ke Mansion, tepat setelah Alceena dan Nediva tiba di sana.
"Heummm.... Our family needs to be protected too"jawab Trey. Dia mengulurkan salah satu tangannya sebagai tanda agar Alceena mendekatinya.
Alceena menatap Trey dengan tatapan bingung. Dia menoleh ke arah Johnny yang mengangguk kemudian mengedikkan dagunya ke depan. Akhirnya Alceena melangkah maju mendekati Trey dan memegang tangan pemuda itu yang terulur padanya.
"I'm so sorry.... I can't stay till the end. Please comeback safely, ya.... Do not get hurt. I'll be right here waiting...." ucap Trey. Dia mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya kemudian menyisipkan benda itu ke dalam genggaman Alceena.
"It's a lucky charm. From me. Hope you'll return it soon...." Trey menepuk tangan Alceena yang tergenggam sebelum menepuk punggung tangan Jeffrey yang memegang kursi rodanya.
"Stay safe, Alceena. It's really nice to know you. I wish we can meet again someday. In a better condition..." tambah Jeffrey. Dia mengusap pelan pundak Alceena sebelum memutar kursi roda Trey dan berjalan menjauh dari kamar Alceena.
Tinggal Alceena dan Johnny yang menatap punggung Jeffrey perlahan-lahan menghilang. Alceena membuka genggaman tangannya untuk melihat benda yang diberikan oleh Trey. Sebuah gelang emas dengan bandul bentuk daun semanggi.
"Untuk keberuntungan...." cetus Johnny tiba-tiba.
"Hah ?"
Johnny menunjuk benda di tangan Alceena dengan dagunya. "Itu.... Arti dari daun semanggi. Untuk keberuntungan." jawab Johnny. Dia kemudian meraih gelang pemberian Trey itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN UNKNOWN
Fiksi PenggemarJatuh cinta itu hal biasa. Lantas bagaimana jika orang yang kau cintai bukanlah seseorang yang kau pikirkan selama ini? Bagaimana bila seseorang yang kamu cintai mendadak memiliki rahasia tergelap? Rahasia yang jauh menembus nalar mu. Rahasia yang...