Descendants of Enos

64 11 13
                                    

Yuta terburu-buru meninggalkan New York setelah pesan singkat yang dia terima dari Ara. Ketika Yuta menyampaikan pada Daddy-nya bahwa Ara sudah lenyap, maksud Yuta bukan benar-benar lenyap. Yuta memalsukan dokumen kematian Ara, memberikan gadis itu identitas baru dan menyembunyikan Ara dari David Grey dan antek-anteknya.


Tentu saja ada alasannya kenapa Yuta melakukan hal itu.


Ara, tanpa sengaja membuka dokumen rahasia milik Daddy-nya, yang membuat Yuta mengetahui rahasia pria yang menikahi ibunya tersebut.


Yuta sudah pernah bilang kan soal nasib yang menimpa siapa saja yang berusaha membongkar identitas David Grey ? Yuta tidak mau Ara mengalami hal yang sama. Dia melakukan hal pertama yang terlintas dalam kepalanya ketika mendengar Daddy-nya memerintahkan Jordan untuk menghabisi nyawa Ara meskipun itu artinya Yuta membohongi David Grey. Dan Yuta tahu apa akibatnya apabila ayah tirinya itu sampai mengetahui perbuatan Yuta.


"Dimana kau gembul ?" sembur Yuta begitu pesawat pribadi milik Jeff yang dia tumpangi mendarat di Bandara Halim Perdanakusumah. Dia bergegas menyusuri runway bandara sambil memegang ponsel untuk mencari tahu posisi Ara sekarang.


Well, Yuta memang dipaksa untuk menjadi manusia multilingual oleh Daddy-nya. Dan untuk hal yang satu itu, Yuta berterimakasih. Kemampuannya bicara lima bahasa- Inggris, Jepang, Korea, Perancis dan Indonesia- membuat dia mudah berkomunikasi dengan Ara.


"Aku tunggu di depan terminal kedatangan. Naik motor. Jaket hijau helm hijau." jawab Ara di seberang.


Yuta tidak menjawab. Dia mematikan ponselnya lalu mempercepat langkahnya mencari Ara. Tepat di depan terminal keberangkatan, Yuta berhenti sejenak untuk mencari pengendara motor yang sesuai dengan deskripsi Ara. Sialnya, hampir semua pengendara motor yang ada di hadapannya menggunakan jaket dan helm warna hijau.


"WOOOYYY !!!!" suara melengking khas lumba-lumba milik Ara membuat Yuta berhasil menemukan gadis itu di antara puluhan motor yang ada di depan Terminal Kedatangan. Yuta bergegas menghampiri gadis itu yang sudah menghidupkan motornya.


"Are you serious ?" Dahi Yuta mengenyit saat melihat motor yang digunakan oleh Ara.


"Nggak usah cerewet. I have to stay low, right ? Ini satu-satunya pekerjaan dimana aku bisa bebas keluar masuk tanpa pemeriksaan...." jawab Ara. Dia menyerahkan helm yang tidak dipakai kepada Yuta.


"Pakai itu.... Aku nggak mau ambil resiko ditilang. Denda bulan kemarin saja belum kebayar...." Ara naik ke bagian depan motor bebek yang dibawanya dan menunggu Yuta untuk naik di belakang.


"Cepat !!! Ppali !!!!" seru Ara.


Yuta mendengus kesal tapi tetap menuruti Ara. Hanya gadis itu yang tahu kemana tujuan mereka malam ini.



💎💎💎💎💎💎💎


"Kamu yakin dia kesini ?" tanya Yuta begitu Ara menghentikan motornya di depan kompleks pergudangan dekat pelabuhan.


Ara mematikan mesin motornya lalu menitipkan kendaraan roda dua itu di salah satu pos satpam. Yuta susah payah menahan tawanya waktu dia mendengar alasan yang diberikan oleh gadis itu ketika ditanya alasan kenapa malam-malam begini mereka berdua berada di kompleks pergudangan yang jam operasionalnya sudah berakhir sejak sore tadi.


"Saya lagi pacaran pak. Tapi ada order makanan dari gudang di dalam sana. Rejeki kan nggak boleh ditolak. Ini bener alamatnya kan Pak ? Katanya di blok F-03..." jelas Ara sambil menunjukkan aplikasi di ponselnya. Yuta sih tahu itu hanya akal bulus Ara. Kemampuannya meretas dunia maya harusnya membuat gadis itu berakhir sebagai salah satu teknisi di MIT atau Pentagon. Bukan berakhir menjadi pelarian seperti sekarang ini.


 SEVEN UNKNOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang