Heard Island, salah satu pulau terpencil yang terletak di samudera Antartika. Berisi pegunungan vulkanik yang tertutup salju gletser. Merupakan satu-satunya bagian terbuka dari Dataran Tinggi Kerguelen. Kapal milik Gabriel menempuh hampir empat ribu kilometer dari sebelah barat daya kota Perth.Anya mengerjap pelan memandangi puncak Mawson, puncak tertinggi dari pegunungan vulkanik Big Ben yang menjadi satu-satunya penghuni pulau tersebut. Gelombang ombak yang terus menderu dengan kencang, mendera permukaaan kapal Gabriel. Membuat semua yang berdiri di buritan basah kuyup akibat diterjang ombak.
Sejujurnya Anya pun penasaran. Ada ikatan yang tidak bisa dia jelaskan antara dirinya dengan lautan. Padahal, kekuatan Anya untuk mengendalikan air, menghilang ketika Sang Maha Kuasa menjatuhkan hukuman kepadanya. Namun, di waktu-waktu tertentu, air seperti menjawab pikirannya. Mengikuti emosinya. Melindunginya.
"Apa kau yakin dia menyimpan milikmu di tempat ini, honey ?" suara manja Candice memecah fokus Anya. Dia menoleh ke samping dan mendengus pelan saat melihat wajah wanita lintah itu. Candice terus menempelkan dirinya ke tubuh Gabriel. Dan sepertinya, Gabriel menikmatinya.
"Dia tidak mungkin berbohong, Candice. Dia sudah berjanji." jawab Gabriel sambil menatap Anya dengan tajam.
"Apa kau akan membiarkan dia pergi sendiri untuk mengambil milikmu di tempat itu ?" Candice terus berusaha mempengaruhi Gabriel.
"Kenapa? Kau mau ikut?" kali ini Anya yang bersuara.
"Tentu saja. Apa jaminannya kau tidak akan membohongi David?" sengit Candice.
Anya terkekeh pelan. "Sepertinya, bukan dadamu yang harus disuntik silikon, tapi otakmu. Apa kau tidak pernah mempelajari tentang geografi bumi?"
"Apa kau sedang menghinaku?" tukas Candice.
"Apa kau merasa terhina dengan ucapanku barusan, Nona? Itu berarti, aku tidak salah bicara. Kau...." Anya menuding ke arah Candice.
"....tidak tahu apa yang menunggu di pulau tersebut. Kalau kau ingin mati sebelum puas menikmati kekayaan pria itu, ayo ikut denganku." sambung Anya.
"Honeeeyyyy....." rengek Candice.
Anya merasa mual melihat pemandangan menjijikkan yang ada di hadapannya. Dia memilih untuk segera menyelesaikan apa yang harus dia lakukan di tempat ini.
"Sampai jumpa di daratan, Gabriel...." Anya memanjat railing besi yang ada di buritan kapal lalu terjun ke laut.
Ajaib.
Samudera Antartika yang tadinya mengamuk, langsung berangsur-angsur tenang saat tubuh Anya menyentuh air laut.
Sama seperti ribuan tahun yang lalu. Ketika Anya pertama kali datang ke tempat ini. Seolah-olah ada selubung tak kasat mata yang dibentuk oleh samudera, yang melindungi Anya. Membuat Anya merasa aman meski kehilangan kekuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN UNKNOWN
FanfictionJatuh cinta itu hal biasa. Lantas bagaimana jika orang yang kau cintai bukanlah seseorang yang kau pikirkan selama ini? Bagaimana bila seseorang yang kamu cintai mendadak memiliki rahasia tergelap? Rahasia yang jauh menembus nalar mu. Rahasia yang...