Langkah kaki Johnny, Yuta, Ara dan Alceena berhenti di depan bangunan dengan desain abad pertengahan. Dengan tanda salib yang terdapat di bagian atas menara, jelas sekali mereka berada di depan sebuah gereja."Bener ini tempatnya ? Ini tempat yang kamu datangi sama Tante Anya waktu liburan dulu?" tanya Ara sambil menjawil pundak Alceena.
Alceena mengedikkan kedua bahunya. "Aku nggak inget kalo Tante Anya nyari gereja waktu itu. Dia ngomong pake bahasa planet soalnya. Mana aku ngerti"jawab Alceena.
"Kalau sesuai alamat sih, bener ini tempatnya." Yuta mengecek kartu nama yang dia pegang dengan tanda-tanda penunjuk arah yang ada di sekitar mereka.
"Dare to come in ?" usul Johnny.
Tiga orang yang lain saling bertatapan sebelum akhirnya mereka mengangguk setuju dengan usul Johnny barusan. Well, mereka tidak mungkin terus-terusan berkeliaran di jalan tanpa ada tujuan yang jelas kan ? Mengingat apa yang terjadi pada Trey dan Johnny saat mereka berada di New York dulu, dimana orang-orang suruhan David Grey berhasil menemukan mereka, kali ini Yuta tidak ingin mengambil resiko terlalu lama berkeliaran di luar. Akan lebih aman jika mereka bisa berada di suatu tempat bersama dengan orang yang bisa dipercaya.
Johnny yang lebih dulu melangkahkan kakinya, menaiki ketiga undakan dari batu kemudian mengetuk pintu gereja dengan kuat. Setelah tiga kali mengetuk, Johnny mundur selangkah. Menunggu respon dari balik pintu berukuran tebal yang terbuat dari kayu. Tidak lama kemudian, terdengar suara derit engsel pintu. Seorang pria paruh baya mengenakan pakaian sweater rajut warna biru tua serta celana bahan warna hitam menyambut mereka.
"Jaziel's friends, right ?"
Johnny mengangguk cepat. Pria paruh baya itu kemudian bergeser ke samping. Memberikan akses yang lebih lebar agar keempat orang yang sedang berdiri di depan gereja itu bisa masuk.
"Please, come in.... Just make yourself at home...." sambung pria paruh baya itu.
Johnny menoleh ke belakang, memberikan kode agar Yuta dan yang lain untuk mengikuti dirinya. Setelah Johnny, Yuta, Ara dan Alceena sudah berada di dalam, pria paruh baya itu kemudian menutup pintu.
"Follow me....."
Pria paruh baya itu berjalan mendahului di depan. Disusul Johnny dan Yuta.
"Itu dua orang yakin banget main ikut aja. Nggak salah nih ? Kalau ternyata orang itu suruhan bapak tirinya Yuta gimana ?" bisik Ara di telinga Alceena.
Alceena membuka lebar kedua mulutnya kemudian mengangguk. Seolah-olah ucapan Ara tadi ada benarnya.
"Kita nunggu di sini aja, gimana ? Kalo ada apa-apa, kita langsung kabur..." usul Alceena.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN UNKNOWN
FanfictionJatuh cinta itu hal biasa. Lantas bagaimana jika orang yang kau cintai bukanlah seseorang yang kau pikirkan selama ini? Bagaimana bila seseorang yang kamu cintai mendadak memiliki rahasia tergelap? Rahasia yang jauh menembus nalar mu. Rahasia yang...