Nodus Tollens

58 12 6
                                    

Thea menyambar jubah kulit miliknya. Memakainya dengan tergesa-gesa. Mengabaikan peringatan Jaziel dan Nediva agar tidak meninggalkan Gobekli Tepe sendirian. Gabe, malaikat penjaga Thea, dan para Archangels yang lain sedang sibuk mengejar Azazel dan para pengikut setianya-Grigory- yang mengacaukan bumi beberapa waktu terakhir ini. Para Ksatria Celestial tidak diperkenankan meninggalkan tempat suci mereka, sampai masalah ini diselesaikan.


Tentu saja. Karena Azazel tidak sendirian mengacaukan bumi kali ini. Mahluk kotor itu dibantu sosok yang sangat kuat di belakangnya. Terlalu kuat, bahkan sampai membuat Lael hampir saja kehilangan kekuatannya, seandainya Kenaz tidak menolong Lael tepat pada waktunya. Archangels memerintahkan Ksatria Celestial untuk bersembunyi sampai mereka menemukan siapa yang berkonspirasi bersama dengan Azazel untuk menghancurkan bumi. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Ksatria Celestial sejak mereka disucikan di atas Gunung Horeb.


Saat ini, bukan tanpa alasan Thea meninggalkan Gobekli Tepe. Dia baru saja mendapatkan penglihatan. Sama seperti saat Lael hampir kehilangan kekuatannya karena serangan Azazel, saat itu Thea juga mendapatkan penglihatan Lael berada dalam keadaan terdesak. Sesuatu membuatnya ketakutan. Kesakitan. Thea melihat pembuluh darah Lael tercetak jelas di wajahnya yang pucat.


Beberapa saat yang lalu....


Thea kembali mendapatkan penglihatan yang sama....


Kali ini, dia melihat dirinya sendiri. Dalam keadaan terdesak dan ketakutan. Thea bahkan masih bisa merasakan nyeri hebat yang menghantam dadanya saat kekuatannya hampir ditarik keluar. Meskipun itu hanya dalam penglihatannya. Tapi ketakutan yang Thea rasakan masih menguasainya sampai saat ini.


Dia harus menemui saudaranya yang lain. Dan pilihan Thea jatuh pada Zefanya. Thea yakin, Zefanya akan melindunginya dari Azazel dan dari siapapun yang membantu Azazel saat melukai Lael.


💎💎💎💎💎💎💎


"Apa kau melihatnya dengan jelas, Thea ? Apa kau lihat dengan jelas siapa yang hendak menyerangmu?" cecar Zefanya. Mereka saat ini berada di dalam chamber pribadi Zefanya di Huzirina.


Thea menggelengkan kepalanya. Salah satu keistimewaan yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta pada Thea adalah penglihatan Thea tentang masa lalu dan masa depan. Hanya saja, yang dapat dilihat dengan jelas oleh Thea hanyalah penglihatan tentang masa lampau. Penglihatan yang diterima oleh Thea tentang masa depan hanya seperti potongan teka-teki yang harus dia simpulkan sendiri.


Menurut Gabe, otoritas tentang masa depan hanyalah milik Sang Pencipta. Ada banyak variabel-variabel lain yang akan mempengaruhi masa depan, termasuk keinginan bebas dari manusia itu sendiri. Keinginan bebas, yang merupakan konsekuensi dari terjerumusnya Hawa ke dalam bujukan ular untuk memakan buah terlarang. Sehingga yang bisa Thea lakukan hanyalah mengatur pikirannya, menyusun satu per satu penglihatan yang dia terima, sampai dia bisa mengetahui kebenaran dari penglihatan yang dia terima.


Jauh di dalam lubuk hati Thea, jika dia bisa memilih kekuatan apa yang akan dianugerahkan kepadanya, Thea ingin memiliki kekuatan seperti Zefanya atau kekuatan yang dimiliki oleh Nediva. Zefanya selalu terlihat menakjubkan di mata Thea saat dia mengendalikan elemen air yang menjadi kekuasaannya. Sementara Nediva, sang penyembuh, sentuhan tangannya mampu mengobati berlaksa-laksa pasukan yang terluka.


Diantara mereka bertiga, hanya Thea yang selalu harus ditinggalkan saat mereka turun ke medan perang. Keahliannya dengan senjata hanyalah kemahirannya menggunakan panah. Sementara Zefanya, kemampuan berpedangnya dapat disejajarkan dengan Gabriel. Dan Nediva, berikan senjata apapun padanya, dia akan menguasai tekniknya dengan sekejap mata.


 SEVEN UNKNOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang