Manual Guide

33 10 6
                                        

Jichen berjalan mondar-mandir di depan pintu tempat persembunyian Ara dan kawan-kawan sementara Chenji sibuk menggedor pintu itu dengan sekuat tenaga.

"Jichen.... Kamu tuh bukan pesawat ulang alik yang kerjaan muterin orbit bumi ya... Buruan ke sini....Bantuin aku biar mereka buka pintunya... Waktu kita udah nggak lama lagi !!!!" omel Chenji tak sabar.


Jichen menghentikan kegiatannya. Dia meletakkan tangannya di pinggang sambil menatap wajah Chenji. "Kamu yakin kita harus menampakkan diri di depan mereka ? Bukannya itu pelanggaran ? Kamu nggak takut poin kita dikurangi ? Kalau menurut manual guide sebagai malaikat... Di halaman berapa ya ? Sebentar... aku cari dulu...." Jichen mengeluarkan perkamen dari balik jaketnya, mengibaskannya sehingga perkamen tersebut menjulur sampai ke lantai.


"Aku cek dulu ya...." Jichen memicingkan kedua matanya. Memeriksa satu demi satu bagian yang tercantum di manual penting itu.

Chenji beranjak dari tempatnya. Merampas perkamen yang sedang dibaca oleh Jichen lalu menggulungnya kembali dengan tergesa-gesa.


"Kamu nggak tahu yang namanya keadaan darurat ya ? Di saat-saat tertentu, kita boleh bertindak di luar manual guide ini, Jichen ganteng... Dan ini hitungannya masuk keadaan darurat..." sungut Chenji.

"Nggak usah kamu bilang juga, aku sadar kok kalau aku ganteng.... Kalo nggak ganteng, aku nggak jadi malaikat...." Jichen memperbaiki poninya sambil tersenyum sombong. Chenji merotasikan bola matanya jengah. Entah dosa apa yang sudah dia lakukan sampai-sampai Raquel menempatkan dia bersama dengan Jichen. Kalau dia bisa memilih, dia lebih memilih malaikat pemula lain untuk menjadi rekannya.

"Terserah kamu ajalah, Jichen...." Chenji mendorong Jichen menjauh kemudian dia mengambil ancang-ancang.

Mata Jichen melotot melihat tindakan Chenji di depannya.

"Kamu mau ngapain ??? Jangan bilang kalau...."


DUAR !!!!!


Terlambat.

Chenji sudah menggunakan kekuatannya untuk membuka pintu bunker.


"Astaga....." Jichen menepuk dahinya. Alamat dia dan Chenji harus menjalani hukuman dari Raquel gara-gara tingkah Chenji ini.

"Buruan masuk...." Chenji menarik tangan Jichen. Mereka berdua menuruni tangga sambil meneriakkan nama yang pernah disebutkan oleh Raquel pada mereka.

"MULAN !!! MULAN WU !!! KAMU DIMANA ????" teriak Chenji dengan suara melengking.

"WOOYYYY MULAAAN WUUUU !!! BURUAAAN KELUAAARRR !!!" Chenji menambah kekuatan suaranya saat memanggil nama asli Ara.

Lalu kemudian, dari sebuah pintu yang perlahan-lahan terbuka dari dalam, tampak empat manusia, berdiri saling berurutan bak kereta api dengan seorang perempuan mungil berpipi chubby di paling depan sembari memegang tongkat baseball.

"Siapa kalian ???" tanya perempuan itu dengan suara bergetar.

"Finally !!! Ayo cepat keluar dari sini.... Tempat persembunyian kalian sudah diketahui... Sebentar lagi suruhan orang jahat itu akan datang ke sini...." jelas Chenji.

Ara mengerutkan keningnya.

"Orang jahat ? Orang jahat siapa ? Bukannya kalian orang jahatnya ? Kalian masuk ke rumah orang tanpa izin." sarkas Ara.

"Aduuhhh.... Susah ya ngomong sama manusia bebal..." gerutu Chenji. Dia kemudian mengalihkan pandangannya pada Jichen kemudian mengirimkan telepati pada rekannya itu.

 SEVEN UNKNOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang