44. Kita

258 12 0
                                    

Hola! Welcome.

Call me Binaa, salam kenal : )

Mari bertemann ~♡

Baca dari awal hingga akhir agar kamu merasakan feel dari cerita ini.

Ya walaupun Bina ga tau ini ada feelnya apa enggak hehe...

🐳🐳🐳

"Dan gue berjanji, gue nggak akan meninggalkan Riana dan Senja sendirian."

- Dikala Antonio Daylon.

•••

"Tari, gue janji akan selalu disamping Dikala sampai kapan pun. Gue nggak akan pernah ninggalin Dikala, kecuali Dikala sendiri yang memilih untuk meninggalkan gue."

- Senja Aliesa Olivia.

🐳🐳🐳

Suasana pemakaman Mentari berjalan dengan penuh emosional, walaupun kesedihan masih menyelimuti mereka semua namun mereka selalu berusaha untuk tegar.

"Saya sebagai Ayah dari Mentari Atlanta, mengucapkan terimakasih untuk semuanya yang sudah mengantarkan anak saya ke tempat peristirahatannya yang terakhir," jelas Atlanta dengan gaya khas bapak-bapak.

"Semoga kami semua yang ditinggalkan diberi keiklasan, kesabaran dan ketabahan," sambungnya.

Laras duduk disebuah kursi yang sudah disediakan, Laras benar-benar kehilangan separuh nyawanya sekarang. Dengan membawa figura foto Mentari dan juga surat terakhir yang ditulis Mentari, Laras menyaksikan pemakaman putrinya itu.

"Larasati, kamu harus kuat! Kamu masih punya Aldinata yang sangat menyayangimu," Haura terus mencoba menyemangati teman lamanya itu.

Dan yang terakhir mereka semua menaburkan bunga dan juga menyiramkan air mawar.

"Mentari, maaf Mami belum bisa jadi Mami yang baik buat kamu. Maaf atas kelalaian Mami, Mami sayang Mentari. I love you.. Sayang," bisik Laras pada nisan Mentari dan yang terakhir Laras mengecup nisan itu.

"Nak, kamu anak yang baik. Maaf Mama Haura sempat membencimu, semoga kamu lebih bahagia dialam sana," Jelas Haura sambil mengusap-usap nisan Mentari.

"Papi sayang kamu, Mentari."

Dengan air mata yang belum mengering Aldi mendekati makam Mentari. "Seandainya kita bisa bertukar nasib, aku akan menggatikan nasibmu. Kakak sudah gagal menjadi pelindungmu, maaf."

Setelah berpamitan kepada Mentari, beberapa orang mulai meninggalkan pemakaman itu. Tersisalah beberapa anggota Scorpion's dan Queen of Angkasa. "Menta, Ria tau ini memang sudah takdirnya. Semoga kita bisa bertemu lagi di tempat dan waktu yang lebih indah," pamit Riana.

Dikala yang duduk disamping Riana berusaha menahan air matanya. "Menta, maaf."

"Tari, gue merasa sangat bersalah saat ini. Maaf atas keterlambatan gue, terimakasih sudah jadi teman baru terbaik yang pernah gue punya," jelas Senja sambil terseyum manis menatap nisan Mentari.

Anggota Scorpion's yang lainnya berusaha menenangkan Dikala, sedangkan teman-teman Senja yang lain terus menguatkan Senja dan Riana.

🐳🐳🐳

Malam hari di rumah Senja terasa lebih dingin dari biasanya, karena biasanya rumah itu dipenuhi oleh seyum Senja. Tapi saat ini Senja sedang merasakan kehilangan. Senja duduk di balkon sambil terus memandangi foto terakhirnya bersama Mentari. "Maaf Tari," lirih Senja.

Scorpion's : SENJA & DIKALA ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang