23. Dikala Salah Orang

355 20 0
                                    

SENJA & DIKALA disini.

Call me Binaa oke!


"Kenapa rasanya sesakit ini?"

- DIKALA ANTONIO DAYLON.

•••

"Dikala lo lebay banget sumpah!"

-Binaa. 


🐳🐳🐳


Sudah berhari-hari jepit rambut pemberian Dikala masih setia berada di dalam kamar Senja, ntah apa yang Senja akan lakukan dengan jepit rambut sebanyak itu. Mau dijual? Masa barang pemberian orang dijual lagi sih, kan kesannya tidak menghargai gitu. Atau mau dibuang? Tentu kalian nggak lupakan sama peringatan yang diberikan Dikala.

Senja menatap kardus-kardus didepanya dengan malas. "Mau gue buat apa jepit rambut sebanyak ini?" gumam Senja sambil terus berpikir.

Tiba-tiba Senja mendapatkan ide untuk membagi jepit rambut pemberian Dikala kepada teman-temannya yang lain, dengan cepat Senja memasukan beberapa jepit rambut ke dalam paper bag.

Beberapa paper bag sudah siap Senja bawa sekarang. "Ini buat Bia, Zeze, Naema, Rensa, Beby dan sisanya buat yang mau deh." ucap Senja sambil terseyum puas, akhirnya beberapa jepit rambut akan pergi dari kamarnya.

Senja segera merapikan paper bag kedalam satu wadah besar, kemudia Senja segera menuju meja makan untuk sarapan sendiri lagi.

Aaaaa! Senja sangat merindukan kehangatan keluarga.

Senja menuruni anak tangga dengan wajah sedih, rasanya tidak semangat kalau sepi begini. "Selamat pagi tuan putri," sapa seseorang yang sudah duduk manis di meja makan.

Senja mengakat kepalanya yang semula tertunduk lesu. "Kak Nolan!" pekik Senja semangat.

Senja segera berlari untuk memeluk kakaknya itu. "Kakak kapan pulang? Kok nggak ngasih kabar Senja sih?" tanya Senja sambil terus memeluk Nolan erat.

Nolan terkekeh. "Niatnya sih mau ngasih surprise tadi malam, eh kamunya udah tidur. Mana nyenyak banget lagi tidurnya, ya nggak tega mau bangunin," jelas Nolan.

Senja melepaskan pelukanya. "Tinggal bangunin susah banget," gerutu Senja sambil memanyunkan bibirnya.

Nolan kembali terkekeh ketika melihat adiknya protes. "Udah nggak usah protes, buruan sarapan gih sana."

Senja mengangguk singkat, kemudia segera duduk dan menyantap roti bakar miliknya. "Disini sepi ya Sen, nggak kayak di Semarang kan?" tanya Nolan tiba-tiba.

Senja mengangguk cepat. "Iya sepi banget ih! Makanya Kak Nolan jangan ngekos dong. Pulang ke rumah aja biar bisa nemenin Senja," protes Senja pada Nolan.

"Nanti kalo Kakak udah wisuda, pasti nggak ngekos lagi deh," jawab Nolan sekenanya.

Senja mendengus sebal. "Mama, Papa jarang pulang juga." ucap Senja pada Nolan.

Nolan mengerti perasaan adiknya sekarang. "Kalo urusan yang ada di Kalimantan udah selesai. Pasti mereka sering di rumah kok, tenang aja," jelas Nolan sambil terseyum manis.

Senja mengangguk paham. "Kakak denger dari Bi Asma, kamu lagi deket sama cowok ya Sen?" tanya Nolan lagi.

UHUK.. UHUK.. UHUK..

Scorpion's : SENJA & DIKALA ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang