41. Awal Menuju Akhir

280 14 0
                                    

Welcome to S&D!

Call me Binaa, salam kenal.

-Lebih panjang untuk sebuah perpisahan-

🐳🐳🐳

"Pelukan terakhir yang begitu indah."

- SENJA & DIKALA bagian 41.

•••

"Sampai kapan pun Mami adalah orang yang hebat, Mami istri yang baik, Papi memang bodoh karena menyia-nyiakan Mami."

"Aku sayang Mami dan Kak Aldi selalu!"

- Mentari Atlanta.

🐳🐳🐳

Pagi hari yang cerah di rumah yang selalu adem ayem, rumah siapa lagi kalau bukan rumah keluarga Daylon.

"Papa baru bisa kasih kalian ijin untuk menginap di villa itu malam ini," jelas Antonio sambil menyantap sarapannya.

Riana dan Dikala langsung menghentikan kunyahannya. "Kenapa Pa?" tanya Riana dan Dikala bersamaan.

"Karena dua hari yang lalu ada yang menyewa villa itu dan sore ini jam empat mereka baru keluar dari villa itu," jelas Antonio dengan santai.

"Lalu kenapa Riana dan yang lainnya tidak berangkat sore saja?" tanya Riana heran.

Antonio menatap putri kesayanganya itu sambil terseyum manis. "Riana Magnolia, apa kalian mau menepati villa yang kotor bekas orang lain?" tanya Antonio.

Riana menggeleng cepat, ia benar-benar tidak mau mendapatkan tempat kotor bekas orang lain.
Antonio terkekeh gemas. "Jadi penjaga villa memerlukan waktu kurang lebih dua hingga tiga jam untuk membersihkan villa itu, cantik."

"Riana-riana, kamu itu ya banyak tanya. Tinggal bilang iya apa susahnya sih?" tanya Haura yang sibuk menyiapkan jus untuk mereka sarapan.

"Hehehe, Riana juga butuh alasankan Ma," ucap Riana sambil terkekeh.

"Pa, apa tidak berbahaya kalau berangkat terlalu malam?" tanya Dikala.

Antonio nampak berpikir sejenak. "Kalau begitu, yang perempuan silahkan naik mobil saja. Bisakan?"

Riana mengangguk paham. "Bisa-bisa!"

"Pesan Mama cuma satu untuk kalian saat liburan nanti, Jangan sampai ada kesedihan yang terjadi," jelas Haura memberikan nasehat.

🐳🐳🐳

"Lalu bagaimana caranya Mentari pergi ke Puncak bersama yang lain nanti?" tanya Mentari pada Laras.

Aldi mentap heran adiknya itu. "Kamu mau pergi ke Puncak? Kapan?"

Mentari menganggukan kepalanya. "Iya Kak, rencananya sih malam ini."

"Aduh gimana ya Nak, Mami nggak sempat lagi kalau harus anterin kamu kembali ke Rumah," jelas Laras memberikan alasan.

Mentari menundukan kepalanya kecewa. "Yahh, jadi aku batal ikut yang lainnya ke Puncak dong Mi?" tanya Mentari dengan nada kecewa.

Laras menatap putrinya itu dengan rasa bersalah, kemudian ia mengusap pelan lengan putrinya itu. "Maaf ya Nak, kamu nggak kasian liat Kak Aldi sendirian di rumah sakit?" tanya Laras mecoba memberi perngertian kepada putrinya itu.

Scorpion's : SENJA & DIKALA ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang