43. Pergi

298 15 0
                                    

Hola! Welome back.

It's me Binaa, salam kenal.

Selamat membaca 💛

🐳🐳🐳

"Tuhan aku berharap dia bukan Mentari."

"Seandainya dia benar-benar Mentari, tukarkan saja nyawaku sebagai ganti nyawanya."

"Dia anak yang baik Tuhan, tapi dia selalu mengalah untuk orang lain. Biarkan dia merasakan kebahagiaan yang lebih lama."

- Larasati Atlanta.

🐳🐳🐳

Beberapa saat setelah hujan reda, rombongan inti Scorpion's dan Queen of Angkasa sudah sampai di taman yang ditentukan oleh Mentari.

"Kok tamannya mencekam gini sih? Nggak kayak fotonya digoogle," tanya Dion dengan sedikit tidak percaya.

"Tapi kata si peta memang ini tamannya," jelas Naema.

Pikiran mereka sudah mulai panik dan tak karuan lagi. "Jadi kita ngebiarin Menta nunggu ditempat kayak gini?!" ucap Riana dengan kaget.

"Perempuan sendirian ditempat ini, kita memang udah gila," gumam Putra.

"Segera hubungi Menta!" perintah Dikala dengan nada serius.

"Tapi Kak Dika, Mentari nggak jawab pesan dan telepon kita dari tadi," jelas Zeze sambil menunjukan bukti pesannya.

"Shit!" Dikala mengeluarkan umpatannya.

"Ayo kita cari Mentari sekarang!" ajak Senja dengan tegas.

"Kita berpencar! Gue, Senja dan Riana jalan ke arah lurus. Bia, Naema dan Gala cari ke jalan sebelah kanan. Zeana, Chaka dan Putra kalian cari jalan sebelah kiri. Kalian berdua cari di sekitaran taman ini, paham?!" jelas Dikala dengan tegas.

"Paham!"

"Kak Regal, jaga Bia dan Nae baik-baik ya!" pinta Riana pada Gala.

Gala mengangguk paham. "Kalau ada masalah langsung hubungi satu sama lain!" tegas Putra.

"Nae-nae! Lo sama kita aja," ajak Dion.

"Ogah males banget!" tolak Naema mentah-mentah.

"Nggak usah banyak bacot! Ayo berpencar sekarang!"

Mereka semua langsung bergerak setelah Dikala memberikan aba-aba, mereka terus memanggil nama Mentari dengan keras.

"Mentari Atlanta!" teriak Dikala.

"Tari!" teriak Senja.

"Menta!" teriak Riana.

Setelah beberapa lama mereka mencari keberadaan Mentari di taman itu, tapi belum nampak keberadaannya sedikit pun.

"Kak, lebih baik kita berpencar lagi," saran Senja.

"Nah benar tuh, gue setuju sama Senja. Kak Dika ayo kita berpencar lagi," pinta Riana.

"Mentari udah hilang, gue nggak akan ngebiarin kalian jauh dari gue," jawab Dikala tegas.

Mereka terus berjalan dan mencari Mentari, sampai habis suara mereka memanggil nama Mentari terus menerus. Sampailah disebuah persimpangan, taman ini memang cukup luas dan mencekam. "Ke kanan atau ke kiri sekarang?" tanya Riana.

Scorpion's : SENJA & DIKALA ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang