51. Dia, Telah Usai

349 14 3
                                    

Hi, selamat datang kembali.

Aku Binaa, salam kenal.

Jangan lupa bintangnya Kakak!

Sangat disarankan membaca cerita ini dari awal hingga akhir agar dapat merasakan feel dari cerita ini.

Selamat membaca!

🐳🐳🐳

"Gue pasti kuat, seandainya tubuh gue udah nggak kuat lagi jangan terlalu menangisi kepergian gue ya."

- PUTRA PRATAMA.

🐳🐳🐳

Mereka semua terus berusaha berlari menuju rumah warga setempat, harapan mereka cuma satu. Semuanya selamat.

Tringgg!

"Maaf, sebelumnya atasan saya menelepon," jelas polisi itu.

"Angkat saja dulu Pak, siapa tau memang penting."

Polisi itu mengangguk singkat. "Halo?"

"...."

"Syukurlah."

"...."

"Siap, laksanakan!"

Polisi itu memutuskan panggilan teleponnya, polisi menatap Senja dan teman-temannya dengan seyum lega. "Semuanya selamat, semua pelaku sudah ditangkap."

"Syukurlah!" seru Riana lega.

Senja bernafas lega. "Sekarang kita harus kembali kesana?"

"Tidak, kita harus meneruskan perjalanan menuju desa warga. Mereka akan menjemput kita disana," jelas polisi itu.

"Kita bisa berjalan sajakan mulai sekarang?" tanya Bia.

Polisi itu mengangguk singkat. "Iya, kita jalan saja. Tapi berjalan dengan cepat ya."

Senja dan teman-temannya kembali melajutkan perjalanan mereka, sudah setengah jalan mereka tempuh. Sebentar lagi mereka akan sampai disalab satu desa yang mereka akan tuju, sebentar lagi masalah ini selesai, ya selesai.

DOR!

Suara tembakan terdengar tak jauh dari tempat mereka, Senja dan teman-temannya mulai was-was dan menatap sekeliling.

"Itu tadi suara tembakan Pak?" tanya Senja pada polisi.

"Sepertinya begitu."

Bia menatap polisi itu dengan serius. "Jadi, kita harus bagaimana?"

"Lanjutkan saja perjalanan ini dengan langkah yang lebih cepat lagi," jelas polisi itu.

Mereka kembali berlajan kini langkah mereka lebih cepat dan sedikit waspada, tak berselang lama kembali terdengar suara tembakan.

DOR!

"Pak, apa sebaiknya kita bersembunyi?" usul Riana.

Polisi itu kini sedang berpikir. "Tidak, tetap berjalan. Saya khawatir ini hanya jebakan saja."

Mereka bertiga hanya mengangguk sebagai jawaban, setelah itu mereka mulai berjalan kembali dengan langkah yang tergesa-gesa.

Dan, terdengar lagi. Kini lebih mencekam.

DOR!

DOR!

DOR!

"Baiklah kini waktunya kita bersembunyi," tanpa pikir panjang dan basa-basi polisi itu memberikan perintah untuk bersembunyi.

Scorpion's : SENJA & DIKALA ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang