28. Menulis Kisah Kita

345 18 0
                                    

WELCOME TO S&D!

CALL ME BINAA, PLEASE.

"Kita nggak akan pernah mengetahui apa yang akan terjadi kedepanya."


- SENJA & DIKALA story. 


Selamat membaca Gess ; )


🐳🐳🐳

Senja berjalan menuju kelasnya dengan penuh semangat, semenjak Senja lebih dekat dengan Dikala rasanya bahagia selalu menghampirinya.

Apakah ini arti dari jangan terlalu membenci seseorang?

Iya, jangan terlalu membeci seseorang. Nanti ujung-ujungnya pasti ada rasa.

Tapi entahlah, kebahagiaan Senja dan Dikala akan awet atau cukup sampai disini saja. Senja melewati lorong utama dan lagi-lagi bertemu dengan Dikala, orang yang berhasil membuatnya jatuh ke dalam pesonanya.

"Baru datang?" tanya Dikala begitu melihat Senja.

Senja mengangguk singkat. "Kak Dika tumben berangkat cepet, biasanya nunggu Tante Haura ngomel dulu baru berangkat," ujar Senja dengan niat mengejek Dikala.

Dikala langsung menatap Senja heran. "Tau dari mana Sen?"

Senja terseyum sekilas. "Ya dari Tante Haura  lah, katanya lagi nih kalo bangunin Kak Dika harus menyiapkan mental dan fisik yang kuat," timpal Senja santai.

Seberapa banyak aib Dikala yang sudah Senja tau dari Mama Haura?!

"Mama!" batin Dikala.

Dikala hanya bisa menjerit di dalam hatinya, sudah seberapa banyak aibnya diceritakan oleh Mamanya, atau bahkan Riana juga ikut menceritakan rahasianya.

"Wah bandar gosip ya kalian ternyata," ucap Dikala dengan wajah datarnya.

Senja terkekeh melihat ekspresi wajah Dikala. "Enggak kok Kak, santai aja."

"Tante Haura nggak sejahat itu kok, dia cuma curhat aja. Beberapa hari yang lalu gue sama Tante Haura juga nggak sengaja ketemu di cafe, jadilah acara curhat," sambung Senja menjelaskan apa yang terjadi.

Dikala terseyum samar, Dikala senang kalau kedatangan Senja benar-benar disambut baik oleh Mamanya.

"Bagus deh."

"Apanya yang bagus Kak?" tanya Senja heran.

"Lo udah bisa deket sama calon Mama mertua."

"Gue?" heran Senja sambil menujuk dirinya sendiri.

Dikala mengangguk membenarkan perkataannya Senja. "Iya."

"Lo kan calon Ratunya Dikala."

"Gue ke kelas dulu ya cantik, nanti kita ketemu lagi."

"Bye Matahari terbenam!"

Setelah mengatakan hal yang berhasil membuat Senja meleleh, Dikala pergi begitu saja. Pengen mukul tapi sayang nanti gantengnya hilang.

"Dikala kampret!"

🐳🐳🐳

Pelajaran kali ini lebih santai, karena para guru kelas 11 sedang rapat tinggalah mereka dengan tugas merangkum. Sepertinya Senja dan teman-temannya sedang rajin, jadi mereka langsung mengerjakan tugas yang diberikan.

Scorpion's : SENJA & DIKALA ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang