Unspoken: Prolog ― 00

1.1K 59 16
                                    

Sojung memutar knop pintu, lalu melangkah masuk ke dalam ruangan yang ditujunya. Dia langsung berbicara saat tahu pemilik ruangan berada di ruangannya, "Ayah merasa senang?"

"Oh, putriku!" Im Sohyeong langsung berdiri dan bangun dari kursinya begitu melihat putri tunggalnya, putri paling cantik di dunia baginya, datang mengunjungi ruangannya. Karena Sojung adalah putri tunggalnya, Im Sohyeong dan istrinya begitu mencintainya. Timbal balik yang Sojung berikan, tak pernah membuat Im Sohyeong dan Jeong Namra menyesal telah memberikan seluruh kasih sayangnya pada Sojung. "Kau datang ke sini untuk menyapa Ayah?"

Im Sojung menarik kedua sudut bibirnya, dia tersenyum. Tangan kanannya terangkat, menunjukkan paper bag yang ia bawa sejak tadi. "Ada sashimi untuk Ayah makan. Ini bukan hadiah karena mungkin nilainya terlalu kecil. Lain kali, aku akan berikan hadiah yang sebenarnya untuk merayakan kebahagiaan Ayahku."

"Aigo ...." Im Sohyeong berjalan mendekat pada putrinya, memeluk Sojung penuh kasih sayang. "Selain bahagia karena publik memujiku, aku juga bahagia karena kau terlahir sebagai anakku―tunggu, aku kembali mengatakan itu. Apa itu terdengar membosankan, Sojung?"

Pelukan mereka merenggang, Sojung menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku tahu Ayah dan Ibu selalu bersyukur karena aku yang menjadi anak kalian. Aku juga begitu, selalu mensyukuri fakta bahwa kalian adalah Ayah dan Ibuku."

"Sudah kuduga, putriku adalah putri termanis di dunia! Ayah mencintaimu!"

Sojung tersenyum membalasnya, "Aku juga mencintaimu, Ayah!"

Sojung mengambil tangan Ayahnya dan memberikan paper bag yang dari tadi ia bawa. Dia menggenggam tangan Ayahnya sejenak, sampai ia selesai berbicara. "Aku tak bisa berlama-lama karena akan ada rapat sebentar lagi. Ayah, nikmatilah sashimi ini. Aku pergi dulu!"

Setelah Sohyeong mempersilakannya, Sojung langsung berjalan keluar dari ruangan Ayahnya, pimpinan perusahaan penyiaran nomor satu di Korea: KBC (Korean Broadcasting).

Posisi gadis itu sendiri adalah wakil pimpinan. Dia baru menempati posisi itu, tiga tahun lalu, saat umurnya dua puluh tujuh tahun. Dia menggantikan posisi Ayahnya, yang sebelumnya adalah wakil pimpinan. Setelah Kakeknya menjabat menjadi presiden tiga tahun lalu, Ayahnya mendapat tanggung jawab penuh atas perusahaan sebagai pimpinan, selaku putra sulung Im Saegyeong―kakek Sojung.

Ibu Sojung―Jeong Namra―adalah juru masak di hotel bintang lima, sekaligus pemilik hotel itu. Namra juga adalah putri tunggal dari salah satu keluarga kaya di Korea.

Melihat latar belakang Ayah dan Ibunya, sudah dipastikan bahwa Sojung menjalani hidup yang bahagia dan serba berkecukupan. Sejak dulu, Sojung sudah terbiasa menerima sorotan dari masyarakat, karena keluarganya yang cukup berpengaruh. Jadi, kembali tersorot publik kali ini atas pencapaian Ayahnya―menjadi pemenang penghargaan ketua perusahaan terbaik di Korea―sudah bukan hal baru bagi Sojung.

"Hari ini pun kau melakukannya dengan baik, Im Sojung. Good job!" Sojung memuji dirinya, sebelum duduk di kursi pijat, menikmati sedikit waktu yang tersisa sampai sekretarisnya datang dan memberitahunya bahwa rapat sudah siap dimulai.

―Unspoken―

Im Saegyeong sudah menyelesaikan makan siangnya. Sekarang, dia sedang berbicara dengan PM Kim, menyikat obrolan ringan mengenai kehidupan Perdana Menteri Kim Yeonsang.

"Kudengar putramu sudah kembali dari wajib militer, bagaimana kabarnya sekarang?" tanya Im Saegyeong.

PM Kim menunduk sedikit saat mengiyakan. "Benar, Pak. Kabarnya sangat baik. Saat ini dia sedang mempersiapkan beberapa hal untuk meluaskan jangkauan yayasan keluarga kami."

UnspokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang