Episode 4

380 17 0
                                    

Danzel masih bergeming, hatinya tidak tergerak untuk mengambil cincin itu. Ia masih memikirkan bagaimana perasaan Stella jika tau mengenai hal ini.

Pernikahan yang terlalu tiba-tiba, bahkan Danzel menyangkanya hari ini adalah hari kejutan.

"Danzel, ayo pasangkan cincinnya. Sesuai perjanjian mama dengan Jane, karena mama berniat membantu Jane membiayai pengobatan-" ucapan Anette tersela oleh Jane.

"Maaf, aku tidak bisa menikah bersama Danzel," Jane berkata menunduk, tak berani menatap wajah Anette yang kini sangat kecewa.

Anette mendekat. "Kenapa?" padahal sebelumnya ia sudah berharap Danzel menikah bersama Jane.

"Ibuku sudah meninggal kemarin," jawab Jane ragu-ragu.

Danzel menerbitkan senyuman bahagianya, seolah terbebas dari jeratan yang selama ini mengurungnya. Menikahi Jane hanyalah bunga tidur, tidak akan pernah menjadi kenyataan.

"Mama dengar sendiri? Ibunya meninggal, tidak perlu membiayai uang apapun. Disini sudah jelas, perjanjian mama dengan Jane sekarang tidak berlaku lagi," Danzel menegaskannya. Menahan emosi yang ingin di luapkan, tapi ia tahan karena para karyawan masih menyaksikannya.

"DANZEL!" Anette berseru tidak terima. "Meskipun ibu Jane meninggal, kau harus menikahinya. Jangan menolak permintaan-" Anette menyentuh dadanya, jantungnya berdetak lebih cepat di barengi asma yang mulai kambuh.

"MAMA!" gerakan sigap Danzel meraih tubuh sang mama.
"Tenanglah ma, jangan memikirkan hal berat," gelisah dan takut, itulah Danzel rasakan saat ini.

"Kau menunggu apalagi? Cepat bawa ke rumah sakit!" Jane berseru kesal.

Danzel mengangguk. "Ok."

Hari ini, Danzel antara senang dan sedih. Senang karena pernikahannya di batalkan dan sedih kondisi sang mama kembali menurun usai seminggu yang lalu baru saja pulih.

***

Jane diam, melihat Danzel mondar-mandir menunggu hasil pemeriksaan dokter.

"Bisakah kau duduk saja sebentar? Aku yang melihatmu kesana-kemari kepalaku jadi pusing," gerutu Jane merajuk.

Danzel terkekeh. "Bagus jika itu membuatmu pusing. Satu hal lagi, jangan berharap kau dapat menikah bersamaku!"

"Dia sama sekali bukan tipeku," gumam Danzel menjauh dari Jane. Menjaga jarak dari wanita asing itu.

Suara pintu yang terbuka dan dokter Herman menghampiri Danzel. Ia mengenal pria muda itu karena Danzel anak dari Hermes, sahabatnya.

"Bagaimana keadaan mama saya? Apakah baik-baik saja?" Danzel bertanya dengan raut wajah khawatirnya. Ia tidak bisa tenang memikirkan sang mama.

Herman menghela nafasnya, wajah yang begitu kecewa itu menjadi jawaban tersirat bagi Danzel.

"Temuilah, jangan membuatnya terlalu berpikir berat," kemudian Herman berlalu pergi tanpa menjelaskan kondisi Anette yang sebenarnya.

Sebelum Herman keluar dan menemui Danzel, Anette berbicara serius pada Herman setelah kondisinya membaik.

"Jangan katakan apapun tentang kesehatanku. Biarkan Danzel merasa cemas, dengan ini aku bisa menyuruhnya untuk menikahi Jane. Dia terlalu keras kepala, untuk masalah cinta saja selalu sulit. Danzel menjalin hubungan bersama wanita bernama Stella yang haus harta, dia telah menguras keuangan Danzel akhir-akhir ini. Maka dari itu, aku mempercepat pernikahan yang seharusnya hari ini di laksanakan tapi penyakitku kambuh."

Herman mengerti. Anette selalu ingin memberikan yang terbaik pada Danzel.

"Pasti Danzel akan menurutimu Anette."

My Billionaire Husband's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang