Episode 91

345 4 0
                                    

Betapa terkejutnya melihat sosok laki-laki terkapar lemah di banjiri oleh Dar4h itu suamimya sendiri, Danzel.

Matanya berlinang tangis, Jane memeluk Danzel. Mengapa mimpinya menjadi kenyataan? Mimpi berujung menimpa musibah Danzel.

"Sayangg," untuk pertama kalinya panggilan romantis terlontar dari bibir Jane. Selama ini ia enggan mengucap itu meskipun Danzel pernah tapi dalam keadaan setelah mabuk.

"Bangun sayangg. Suamiku," mengguncang tubuh Danzel berharap suaminya itu lekas sadar, namun usahanya sia-sia karena mata Danzel masih anteng terpejam damai.

"Sebaiknya kita bawa ke rumah sakit."

"Ya mbak, jangan biarkan suaminya mati sekarat disini."

Mendengar kata mati Jane menatap sengit wanita paruh baya yang berani mendoakan keburukan kondisi Danzel.

"JAGA MULUTMU!" bentak Jane garang, enak saja mendoakan suaminya mati. Ia masih ingin memperbaiki rumah tangganya sekali lagi.

"Huh sewot. Memang sesuai fakta. Darah dimana-mana, apalagi kalau gak bakalan mati?"

Usai ambulance sudah datang, para perawat segera membawa Danzel ke rumah sakit. Tak mau ketinggalan, Jane menemani sang suami hingga di bawa ke ruang ICU.

Menunggu, yang bisa di lakukan Jane hanyalah menangis. Ia memang menginginkan karma pembalasan untuk Danzel suka mempermainkan cinta suci pernikahan. Tapi bukan begini caranya.

'Lebih baik aku tidak menelepon mama Anette terlebih dahulu,' batinnya dalam hati. Ia enggan membuat mama Anette pikirannya tertekan dan penyakit jantungnya kambuh lagi.

"Heh! Larimu cepat juga ya," suara Gabriela membuat Jane menoleh ke asal sumber suara. Oh ternyata Gabriela berniat sekali menyusulnya sampai ke rumah sakit hanya dengan bermodal kakinya saja. Baguslah, sekali-sekali Gabriela sehat hati, jasmani dan rohaninya.

Hitunglah sampai tiga jika kalian tidak percaya, sebentar lagi sepersekian detik Gabriela mengajak ribut. Ah, wanita berisik. Yang bikin heran kok bisa Danzel cinta-nya kebangetan sama Gabriela? Yeah, selama Gabriela cantik dan memiliki postur tubuh enak di pandang laki-laki mana yang tidak akan tertarik kepincut?

"Siapa di rumah sakit? Sok drama nangis segala. Mirip orang gila dirimu. Persis seratus persen!" ucapnya Gabriela memulai percakapan, menggebu sekali. Suaranya pun sengaja ia keraskan agar menarik perhatian orang-orang di sekitarnya, biarlah mereka tau kalau Jane itu gila. Tidak perlu di ragukan lagi dari segi penampilannya sudah jelas, rambut acak-acakan mirip singa bangun tidur keluar goa, mata sembab bak di sengat tawon, bahkan pakaian Jane terdapat bercak dar4h. Gabriela yang memandang itu terasa mual. Ia paling sensitif menghirup aroma bau anyir dar4h.

Diam, Jane tak menjawabnya. Malas meladeni Gabriela yang selalu mengajaknya ribut.

"Katanya mencari Danzel. Tapi sekarang? Di rumah sakit."

Jane sama sekali tidak tertarik meresponnya. Hatinya masih bersedih memikirkan kondisi Danzel beberapa menit yang lalu. Dar4h dimana-mana, pasti suaminya itu menahan rasa sakitnya.

"Jawab! Dimana Danzel suamiku?" tangan Gabriela mengguncang bahu Jane, wanita ini saat di tanyai mendadak menjadi patung tak berkutik.

"BISU YA?" murka Gabriela menggertak, kesabarannya sudah habis.

"Suami?" suara Anette menyahut. Ia mendapatkan kabar Danzel kecelakaan dari Robbert. Sedikit tak percaya ada wanita yang berani mengaku-ngaku bahw Danzel suaminya?

Sontak Gabriela menoleh menatap wanita paruh baya berpenampilan glamor itu. Siapa ini?

Karena tidak tau, dengan percaya dirinya Gabriela menjelaskan bahw Danzel adalah suami sahnya padahal bukan. Pernikahan mereka berstatus siri. Ah, tidak perlu di jelaskan.

My Billionaire Husband's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang