Episode 12

237 11 0
                                    

"Perkenalkan," tangan pria itu terulur. "Namaku Haris. Kau siapa?" tak bisa berkedip sebentar saja, Haris mengagumi kecantikan wanita muda di hadapannya ini.

Stella menyambut uluran tangan Haris dengan senang hati. "Aku Stella. Pulang sendiri, kekasihku sekarang menjadi suami wanita lain," ada raut kesedihan di wajah Stella. Ia sangat kecewa akan takdirnya dengan Danzel yang tak bisa bersama.

Haris tidak percaya. "Suami wanita lain? Kekasihmu menikah ya?" sangat prihatin nasib buruk Stella. Tidak beruntung meraih kebahagiaan.

"Ya," mengangguk lemah. "Kau tau wanitanya seperti apa?"

Haris tampak tertarik. Dari wajah cantik Stella dapat di pastikan bila kekasihnya pasti pria tampan dan kaya raya.

"Wanita yatim piatu. Dia hidup sebatang kara. Tempat kerjanya bangkrut karena mengalami kebakaran," jelas Stella yang sedikit tau mengenai latar belakang kehidupan Jane.

"Oh. Kenapa kau tidak merelakannya saja? Mereka sudah menikah. Pasti akan bahagia."

Terkekeh miris. Merelakan orang yang di cintai bahagia bersama pasangan resminya? Tidak semudah itu bagi Stella!

"Pernikahan terpaksa tidak akan ada kebahagiaan selama apapun berusaha bertahan. Dan hal terbaiknya adalah berpisah. Mengakhirinya daripada hidup tanpa adanya cinta," dan Stella jamin suatu hari nanti Danzel meminta berpisah dari Jane karena sudah bosan dan muak. Danzel tidak bisa hidup tanpanya yang selalu perhatian dan memberikan kenyamanan.

Haris menggeleng heran. Stella terlalu percaya diri sekali.

"Mau aku antarkan kau pulang?" tawarnya. Tidak mungkin Stella menolak, ia mempunyai mobil yang selalu menjadi idaman wanita sekarang. Stella pasti suka.

"Gratis?" sebelah alis Stella terangkat. "Nanti kau malah meminta uang ongkos," kesalnya. Karena Haris adalah pria yang baru saja ia kenal. Bisa jadi Haris mengantarkannya pulang dengan mobil mahalnya itu demi mendapatkan ongkos dua kali lipatnya.

"No, this is free for you," geleng Haris wajahnya mendekat. Stella benar-benar cantik. Haris dibuat terpesona oleh kecantikan Stella.

"Ok. Aku mau," Stella mengangguk. Dan Haris membukakan pintu mobilnya. "Thanks," duduk di depan bukanlah keinginan Stella. Namun karena Haris membukakan pintu mobil bagian depan, ia tak bisa menolaknya. Bibirnya akan bungkam selama perjalanan.

Dari kejauhan, Anette mengambil jepretan foto setiap gerakan Stella dan Haris. Ia tersenyum penuh kemenangan, saatnya membuat kebohongan tentang Stella yang berselingkuh di belakang Danzel secara diam-diam.

***

Jane tak bisa fokus, ia memperhatikan Danzel. Terutama bibir itu ada sisa coklat yang masih menempel disana. Ingin sekali Jane mengingatkannya. Tapi Danzel tidak akan percaya jika bibirnya belepotan coklat.

"Ehem," berdehem tidak jelas. Jane sangat gugup.

Danzel menatap Jane heran. "Kau batuk? Kenapa tidak di apartemen saja. Justru memasakan masuk kerja demi bisa berduaan denganku?"

Jane menggeleng. Tangannya mendekat, mencoba menghapus sisa coklat di bibir Danzel. Karena jarak yang sangat dekat membuat Danzel mati kutu tak bisa berbuat apa-apa.

Wangi Jane yang menenangkan sangat candu bagi Danzel. Mengamati wajah sang istri lebih lama. Kulit Jane tidak terlalu putih, namun terkesan kuning langsat, bulu mata tidak lentik tapi lurus ke bawah sedikit membuat mata Jane sangat imut dan berbinar. Danzel kagum dengan kecantikan Jane.

'Kenapa Danzel menatapku tanpa kedip? Ih bikin aku deg-degan saja,' batin Jane berusaha tetap tenang dan biasa.

"Danzel!" suara mama Anette langsung menerobos masuk ke ruangan Danzel. Sehingga dua orang itu terkejut. Jane memeluk Danzel.

My Billionaire Husband's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang