Episode 42

138 9 0
                                    

Danzel menggeleng. Tidak, jangan sampai Jane mengetahui apa yang sedang ia pikirkan sekarang tentang Stella.

"Wajahmu yang imut. Lucu, mirip seperti anak kecil," puji Danzel berkilah, ada saja alasan klasiknya untuk membuat Jane percaya.

"Ya terima kasih," respon Jane biasa tanpa ada rasa salah tingkah, ia masih sakit hati dengan Danzel kemarin yang menyimpan nomor Stella dan pesan mesranya meremukkan hati Jane sehancur-hancurnya.

Danzel heran, Jane pasti langsung baper atau pipinya memerah salah tingkah. Tapi sekarang seketika berubah, Jane tidak minat dengan rayuannya. Ada apa ini? Haruskah ia lebih ekstra lagi merayu Jane dan meyakinkannya bahwa cinta pura-puranya ini terlihat seperti serius?

***

Duduk berlama-lama di depan laptopnya. Stella mencari tau tentang siapa Jane sebenarnya. Ia tidak asing akan nama Jane.

Klik!

Hanya mengetik nama panggilan Jane, sudah muncul beberapa foto tentang Jane saat masih bekerja di kafe biasa, juga memakai seragam sekolah.

Penasaran, Stella meng-klik salah satu situs sosial media bernama fasebuk. Melihat profil Jane dengan seksama dan serius. Men-scroll status Jane yang terakhir satu tahun lalu.

"Jane itu tipe misterius ya. Dia tidak suka bersosial media," gumam Stella. Ia melihat jumlah like yang hanya 3 orang saja. Saat dilihat, terdapat tiga laki-laki tampan disana. Karena terlalu penasaran, Stella mengunjungi ketiga profil itu. Pertama, namanya Haris, ia juga heran kenapa laki-laki tajir seperti Haris justru kenal dengan Jane yang terbilang miskin. Kedua Daniel, pria dingin yang tidak mau memberikannya tumpangan saat itu, menyebalkan sekali sifatnya sok angkuh dan cuek. Daniel sangat jual mahal sekali daripada Haris yang bermurah hati bersedia menawari tumpangan pulang. Keduanya bertolak belakang. Entah manakah tipe Jane diantara Haris dan Daniel. Bisa jadi Jane menyukai salah satunya, tidak mungkin Jane tidak ada rasa suka apalagi sebuah perasaan jatuh cinta. Terakhir, ketiga pria berambut pirang kecoklatan, lensa mata indah sesegar lautan, pria bule yang selalu memberikan emoticon love daripada like. Stella jadi semakin penasaran siapakah pria bule ini. Mungkinkah pacar masa lalu Jane? Ah, yang benar saja Jane dapat memikat pria-pria tampan dan kaya. Ia sampai kalah tak bisa menandingi Jane.

"Aku payah. Huh, benar-benar payah," merasa kesal karena Jane yang sederhana bisa memikat laki-laki tampan dan kaya raya. Dirinya saja masih satu, yaitu Danzel. Belum pernah ia menemukan laki-laki dengan kekayaan yang setara dengan Danzel. Sulit di temukan karena di tempatnya bekerja semuanya membawa sepeda motor saja. Danzel sangat spesial.

"Namanya," menyipitkan mata, Stella merasa kesulitan membaca nama pria bule berkulit putih bersih itu. "Nicholas William? Nick?" terdapat nama panggilan kecil di sebelah nama lengkap Nicholas yang sengaja di letakkan disana, mungkin untuk mempermudah

Membaca setiap status Nicholas yang terposting di fasebuk.

(Aku mencintaimu namun aku tidak bisa memilikimu)

(Luka yang paling dalam adalah, ketika perasaanku tak terbalaskan)

(Tapi, aku menganggapmu sebagai kekasihku yang semu)

"Wow!" Stella terpukau, Nicholas ternyata mengklaim Jane sebagai kekasih? Apakah memang benar keduanya ada sebuah hubungan yang spesial?

"Wah, aku harus bergerak cepat ini. Nicholas menjadi kartu AS-ku. Siapa tau Jane juga menyukai Nicholas," tersenyum-senyum sendiri. Stella harap rencananya berhasil. Ia mengirimkan nomor ponselnya agar Nicholas menyimpannya atau langsung bertukar pesan ke aplikasi wassap.

Selesai mengirimkan nomornya kepada Nicholas, pria bule berlensa biru laut itu aktif satu jam yang lalu. Besar kemungkinan Nicholas masih aktif bersosial media di fesbuk.

My Billionaire Husband's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang