Episode 28

153 6 0
                                    

Air mata Stella tumpah, ia menangis di hadapan Danzel.

"Lalu, kemarin kau kenapa tak bisa aku hubungi? Nomorku tertolak otomatis. Apa kau mengerti huh? Aku bingung, Danzel," suara Stella melemah, ia putus asa karena Danzel tak mengabarinya semalaman.

Danzel bingung mencari jawaban yang tepat. "Kemarin ponselku di pegang oleh Robby. Kau tau kan? Pasti nomormu di hapus oleh dia. Huh, Robby memang keterlaluan. Awas saja nanti," berpura-pura mencari alasan yang tepat agar Stella mempercayainya.

"Benarkah Robby yang mengambil alih ponselmu sayang?" perlahan Stella akhirnya percaya dengan alasan yang dibuat oleh Danzel, padahal itu tidak sesuai faktanya.

Mengangguk, hati Danzel tenang. 'Semua ini gara-gara mama. Seandainya tidak perlu memblokir nomor Stella apalagi menghapusnya. Bagaimana aku mendapatkan nomor Stella lagi? Sungguh membingungkan. Kalau aku meminta pada Stella lagi, pasti dia curiga kalau aku tidak menyimpan nomornya lagi,' ucap Danzel menggerutu dalam hatinya.

"Stella, kau tau? Mamaku meminta Jane untuk segera punya anak. Aku harus bagaimana?" tak bisa Danzel memendamnya sendirian, hanya Stella tempatnya ia berkeluh kesah. Apapun masalahnya, pasti ia terbuka pada kekasihnya.

Wajah Stella berubah datar. Apa yang baru saja Danzel katakan itu menyakiti hatinya sekaligus.

Tertawa hambar. "Seharusnya kau melepaskan Jane saja. Tapi apa? KAU TETAP BERTAHAN DENGAN JANE!" teriak Stella emosinya tak terkendali. Bila sudah perintah dari mama Anette, pasti Danzel langsung menyanggupinya. Apalagi ini, keturunan dari Jane.

"Wah, hebat. Ternyata Danzel disini ya. Lihatlah Robby, dia kabur demi menemui Stella?" suara sapaan dari Jane yang bertepuk tangan merasa takjub dengan keberanian Danzel di hadapannya ini.

Stella dan Danzel sama-sama terkejut, Danzel langsung menjaga jaraknya dari Stella.

'Ini gawat! Kenapa Jane sampai tau kalau aku menemui Stella? Huh, Robby juga ikut-ikutan. Dasar, sukanya main keroyokan' gerutu Danzel di hatinya.

"Robby, seret Danzel. Jangan biarkan dia ketemu lagi sama Stella," memberikan perintah seperti boss besar, Jane mengikuti kemana perginya Danzel secara diam-diam. Karena pada saat di ruangannya juga parkiran kantor, tidak ada Danzel sama sekali disana. Jane pikir Danzel pulang, namun setelah bertanya pada salah satu tetangganya di apartemen, Danzel belum datang menampakkan diri. Jadilah Jane menduga Danzel pasti menemui Stella di tempat kerjanya. Dan benar, keduanya saling mengobrol bahkan sempat berpelukan melepas rasa rindu.

"Baik Nona. Ayo, Tuan kita pulang. Jangan kelayapan begini. Nanti Tuan di ambil orang," tangan Robby menarik lengan Danzel, mejauhkannya dari Stella.

"Apa maksudmu? Siapa yang mau mengambilku?" tanya Danzel pura-pura tidak mengerti.

Jane terkekeh merasa lucu. "Stella yang mengambilmu dariku," jawab Jane malas.

Di tuduh mengambil Danzel, Stella pun tidak suka dan marah.

"Danzel itu milikku. Kau siapanya Danzel? Yang kenal lebih dulu aku, bukan dirimu istri tak di anggap," tak ingin kalah dengan Jane, Stella menyudutkan Jane tapi reaksi perempuan itu biasa saja. Stella kesal, seharusnya Jane langsung emosi seperti beberapa hari yang lalu.

Jane tak peduli, berdebat dengan Stella tak ada habisnya dan hanya membuang tenaga.

"DANZEL! JANGAN PERGI! TUNGGU!" langkah Stella mengejar Danzel yang sudah memasuki mobilnya, namun sangat di sayangkan mobil itu melaju lebih cepat dan Stella tak sanggup lagi mengejarnya.

"Hah, Danzel. Kau sudah di butakan cinta sama Jane," menghentakkan kakinya kesal. Stella kembali di tinggal. Ia paling tidak suka Danzel berpihak pada Jane.

My Billionaire Husband's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang