Robby mengangguk. "Tentu, aku sanggup akan menolong Nona mencari Tuan Danzel," ucapan Robby sedikit menenangkan hati Jane yang sedang di landa gelisah.
"Sekarang, ayo cari Danzel. Jangan beritahu mama Anette lebih dulu. Biarkan aku dan bodyguard lainnya mencari Danzel," tak bisa mengulur waktu terlalu lama, Danzel pasti belum jauh perginya.
Robby sedikit cemburu melihat kehawatiran Jane, mengapa wanita tulus sebaik Jane selalu tersakiti? Yang tulus tak pernah mendapatkan cinta seutuhnya bersama kebahagiaannya. Tapi yang di dapatkan hanyalah air mata dan rasa gelisah tiada habisnya.
***
Pertama-tama Jane ke taman kota, tempat itu yang biasa di singgahi Danzel.
"Robby! Kau lihat dimana Danzel?" tanya Jane, matanya meneliti satu per-satu orang-orang yang sedang duduk bersama pasangannya disana.
Robby menggeleng. "Tidak ada Tuan Danzel. Mungkin tidak disini. Tapi di tempat lain. Apa Nona tau dimana biasanya Tuan Danzel saat kekuar begini?" menangkap kekhawatiran di mata Jane, bahkan bibir Jane terlihat pucat. Robby jadi tidak tega sendiri.
"Hanya taman kota. Robby, tolong cari Danzel sekali lagi. Bisa jadi Danzel beli es krim atau apapun. Ayo Robby, jangan diam dan berdiri disini terus," menarik tangan Robby, membawanya ke stan minuman yang ada disana berjejer rapi.
"Danzel?" Jane menyentuh bahu laki-laki yang memiliki potongan rambut sama seperti Danzel. Tapi saat laki-laki itu menoleh ternyata bukan Danzel. "Maaf salah orang. Aku kira Danzel," merasa sungkan, Jane lebih meneliti wajah pembeli laki-laki di stan minuman. Setelah tidak ada, Jane menuju stan makanan.
"Robby? Kau sudah menemukan Danzel belum? Sejak tadi aku mencari Danzel dengan rambut yang mirip, satu pun tidak ada," nada putus asa dan menyerah itu terdengar lemas, Jane kelelahan.
"Tidak Nona. Sebaiknya kita melaporkannya pada Nyonya Anette dan Tuan Galen. Agar kita mudah mencarinya dengan bantuan dari mereka," ujar Robby memberikan saran terbaik agar Jane mudah menemukan Danzel yang sedang hilang entah kemana.
"Tunggu..." Jane teringat sesuatu, kemarin Danzel meminta izin akan pergi ke luar kota, tujuannya Surabaya karena ada kepentingan pekerjannya bersama Adam. "Danzel keluar kota sekarang."
"Apa?" tak percaya dan terkejut, Danzel keluar kota tanpa izin dan persetujuan kedua orang tuanya? Termasuk dirinya? Hebat sekali Danzel, pergi menghilang dengan membuat alasan keluar kota.
"Iya, Robby. Kemarin Danzel sendiri yang bilang ke aku," Jane mengangguk, ia akan meyakinkan Robby dan bodyguard lainnya apabila Danzel keluar kota.
"Persiapan apa?" tanya Jane sangat dingin. Matanya tajam tak ada lagi penuh cinta disana. Ia tak sengaja mendengar pembicaraan Danzel dengan seseorang entah siapa, karena tak begitu jelas dan keras.
Bingung, itulah Danzel sekarang. Lebih baik jujur atau membohongi Jane lagi.
"A-aku mau keluar kota. Tidak lama. Kau berani kan disini sendiri?" akhirnya Danzel berkata begini karena tidak tau lagi harus menjawabnya dengan kalimat apa.
Jane terkekeh miris. Apa katanya? Keluar kota? Mendadak sekali. Bahkan Danzel tidak mengkonfirmasikan langsung kepada kedua orang tuanya juga termasuk Robby.
"Tujuanmu kesana apa?" tanya Jane mengintrogasi lagi. Tak mudah baginya di bohongi apalagi Danzel berusaha menutupi suatu hal yang sedang di sembunyikan.
"Tujuanku kesana ada kerja sama ya...klien juga," terbata Danzel menjawabnya. Matanya melirik ke arah lain asalkan tidak di tatap Jane yang sedang mencari kebohongannya.
"Kalau bicara, tatap mata lawan bicaramu. Jangan berpaling dan terbata-bata," ketus Jane emosi. Entah kebohongan apalagi yang akan Danzel perbuat.
"Jane istriku," sekali tarikan nafas. Danzel menghilangkan kegugupannya agar Jane yakin ia tak berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Billionaire Husband's [END]
RomanceBiar nambah referensi cerita semua genre catat profil wattpadku atau follow❤ Warning!! Beberapa part terdapat adegan dewasa. Untuk 18+ Konflik bertahap Kejutan episode terpanjang!!! Jane terpaksa harus menikah dengan Danzel demi biaya pengobatan ib...