Episode 49

104 6 0
                                    

Stella menerima pesan dari Nicholas. Betapa terkejutnya ia jika keinginan Nicholas menyingkirkan Jane telah gagal?

Nicholas William

Saranmu j3l3k, gagal sudah. Jane kabur. Sekarang aku tidak bisa membawa Jane lagi.

Berdecak kesal, Stella pikir Nicholas akan berhasil membawa Jane sejauh mungkin. Nyatanya gagal karena Nicholas kurang berhati-hati.

"Demi Danzel, kalau Nicholas gagal terus menerus, maka aku mustahil mer4mpas harta Danzel. Aku tidak bisa terjebak dalam hidup yang miskin dan sulit ini. Aku bisa gil4," hampir menyerah dan putus asa, Stella tidak mencintai Danzel. Melainkan menginginkan harta kekayaannya semata.

Lalu Stella pun membalas pesan Nicholas

Anda

Tenang, kau jangan menyerah di tengah jalan begini. Coba lagi, akan aku berikan imbalan beberapa dollar.

Namun, Nicholas bukanlah tipe yang menginginkan uang banyak. Ia menolak mentah-mentah bayaran dari Stella.

Nicholas William

Aku hanya menginginkan Jane. Itu saja

Sempat gelisah karena Stella percaya diri membayar Nicholas, belum lagi uangnya sudah habis untuk membeli tas dan make-up keluaran terbaru.

Stella dan Danzel memang menginap di hotel, tapi Stella ingin berada di kamar sendiri-sendiri. Sedikit berat hati, akhirnya Danzel menurutinya walaupun sebenarnya Danzel ingin satu kamar dengan Stella seperti dulu lagi.

"Kenapa kamarnya pisah? Bukankah sekarang adalah kesempatan emas? Jangan kau sia-siakan Stella," menahan emosi dan berusaha sabar, di luar ekspetasinya, Stella memisahkan diri dari kamar yang tadi ia pesan. Dan jaraknya juga lumayan jauh dari kamar Danzel.

"Aku hanya tidak mau kejadian waktu itu terulang lagi," nada dingin sedikit jutek itu membuat Danzel merasa bersalah karena memarahi Stella.

"Ya Stella sayang. Selama disini berdua, kita nikmati liburannya," memberikan senyuman terbaiknya agar Stella kembali ceria dan mengeluarkan sifat agresifnya yang selalu ingin menempel dengan dirinya kemana pun.

***

Jane menjalani hari-harinya kesepian, tanpa Danzel tentunya. Diantar oleh Robby, saat berangkat pun Jane tidak banyak bicara. Melihat-lihat gedung pencakar langit yang indah menjulang.

Robby melirik Jane dari kaca spion. Wajah tak bersemangat dan lesu itu sudah ia duga pasti karena Danzel. Ah, memang orang yang sedang di mabuk asmara menjadi galau dan kehilangan semangat. Seperti yang dialami oleh Jane saat ini.

"Nona Jane baik-baik saja?" tanya Robby khawatir, dari wajahnya Jane tidak pucat. Setelah hampir frustasi dan stress, Jane sedikit membaik dan sehat.

Jane tersadar dari lamunannya. "Aku baik-baik saja Robby," tidak ada semangat, biasanya Danzel duduk di sampingnya, meskipun hanya diam dan tidak ada topik obrolan rasanya lebih kurang tanpa kehadiran Danzel.

Di sisi lain, Stella telah menyuruh Nicholas untuk memb4kar rumah Jane hingga habis tak tersisa.

Nicholas merasa keberatan.

"Dimana letak rasa kasihanmu? Itu rumah Jane yang penuh kenangan dengan ibu Ellen," nada emosi Nicholas terdengar lantang, sampai Stella me-nonaktifkan louspeaker-nya.

Tawa Stella yang membuat Nicholas semakin emosi. Stella tidak punya hati sampai berencana memb4k4r rumah Jane.

"Kalau kau berhasil. Jane untukmu selamanya. Bagaimana? Ssttt jangan sia-siakan kesempatan ini ya Nick. Atau kau sendiri yang kehilangan Jane. Ikhlas tidak ikhlas relakan Jane dengan suaminya itu," pura-pura membujuk Nicholas, padahal hatinya kesal jika benar Nicholas menyia-nyiakan kesempatan yang di berikannya. Bisa gagal rencananya untuk menguasai harta Danzel.

My Billionaire Husband's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang