"Na, muka kamu kenapa masih ditekuk?" Mashiho menyenggol lengan Nako, saat kembarannya itu sedang sibuk menghapus sisa riasan di wajah.
Mashiho sendiri masih malas untuk melakukan sesuatu, dia hanya berbaring di ranjang kamar Nako sambil menatap langit-langit berwarna merah muda.
"Enggak, tiba-tiba keingat tadi pas di rumah Yeji, ada yang nginjak kakiku tapi gak minta maaf. Mana badannya bongsor."
"Lah, kok gitu? Enggak sopan amat," sahut Mashiho, "anak komplek?"
"Aku ga pernah liat mukanya, sih." Nako membalas sembari membuang kapas bekas micellar water ke tempat sampah di samping meja rias. "Oh iya, tadi di sana ada Wonyoung juga loh, temannya Haru."
"Yang mana?"
"Ada deh, anaknya tinggi cakep. Minggu lalu ke sini buat kerja kelompok sama Haru."
"Kenalan Yeji kali?"
"Mungkin. Atau bisa jadi sanak keluarga?" Nako menerka-nerka. "Dia nyapa aku, terus nanyain Haru di mana. Sayangnya dia telat sih, Harunya udah keburu balik."
"Widih, suka sama Haruto?"
"Dia lumayan populer di SMPnya, tau."
"Geli banget, mereka enggak tau aja sifat aslinya gimana."
"Ya iyalah, jaga image."
Nako melepaskan ikatan rambutnya. "Kamu ganti baju, sana, terus cuci muka. Aku mau tidur," katanya, mengusir dengan halus.
"Males," respon Mashiho. "15 menit lagi, deh."
Nako memutar mata, lalu kembali fokus ke cermin meja riasnya. "Btw, tadi kan aku sama Ryujin mau---"
"OH, IYA!"
Nako tersentak saat Mashiho tiba-tiba berteriak kencang. Merasa dikejutkan secara sengaja, gadis itu tidak tinggal diam dan melempar sebuah buku ke Mashiho.
"NA, KAMU HARUS DENGER INI, OKE?" Mashiho bergegas mengunci pintu kamar, lalu kembali ke ranjang dan memanggil Nako untuk ikut duduk di sebelahnya.
"Apa sih, berisik banget!" seru Nako, berjalan malas menghampiri Mashiho.
"Kamu tau, gak? Tadi pas aku di teras, aku liat Hyunjin sama Erje ke gazebo barengan." Mashiho mengambil salah satu boneka milik Nako dan memeluknya, kelihatan semangat untuk bercerita.
"Hah, Hyunjin sama Ryujin? Ngapain?"
Mashiho makin memelankan suara dan melanjutkan cerita. "Awalnya mereka bercanda biasa, tapi habis itu---"
TOK TOK TOK
"AAAAAAAAAAAA" Mashiho melempar boneka di pelukannya ke arah pintu karena terkejut.
"Tenang, Cio, tenang." Nako menahan tawa. Padahal dia juga kaget, tapi ekspresi Mashiho saat ini sangat lucu, seakan sedang tertangkap basah sedang melakukan suatu hal ilegal.
"Bukain pintunya, gak? Atau mau lanjut cerita dulu? Palingan juga Haru lagi gabut," kata Nako lagi.
"Tanggung, aku lanjutin aja ceritanya bentar," jawab Mashiho, menatap sinis pintu yang sebenarnya tidak salah apa-apa.
"Jadi, mereka tiba-tiba ci---"
TOK TOK TOK TOK TOK
"ABANGGG, MBAAAAK, MILOKU YANG DI KULKAS MANA?"
"Hadeh," gumam Mashiho, "Hyunjin sama Erje ciuman di sana."
Tak langsung merespon, Nako diam di posisinya dengan wajah aneh.
"Perasaan ini bukan tanggal 1 april," katanya menolak percaya.
"Emang bukan, aku tuh serius, Na! Mereka ciuman di gazebo, tapi jangan bilang siapa-siapa."
"OKE, AKU UDAH DIKASIH TAU TANTE LINDA KALAU ABANG CIO YANG AMBIL MILONYA! AKU JUGA TAU KALIAN LAGI GHIBAHIN HYUNJIN SAMA ERJE!" teriak Haruto dari luar.
"Na," panggil Mashiho.
"Apa?"
"Capek, ga?"
"Capek, sih."
"Punya nomor tukang basmi hantu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Whimsical Siblings
FanfictionYoshinori, Mashiho, Nako, serta Haruto. Empat bersaudara sengklek yang hidupnya normal-normal ajaib. Dan ini adalah kisah pendek mereka.