Mashiho tersenyum kaku pada seorang gadis yang saat ini sedang berdiri di depannya. Posisi badan canggung, nampak sekali sedang gugup.
"Kamu kelas IPA 1, kan? Bisa tolong kasih ini ke Ryujin?"
Hitomi menyerahkan sebuah buku tulis bersampul coklat, yang diterima oleh tangan gemetaran Mashiho.
"I-iya. Makasih."
"Hah? Aku kali yang harusnya bilang terima kasih." Hitomi mengerutkan dahi. "Kamu grogi, ya?"
"Enggak, kok!" jawab Mashiho sedikit keras.
Hitomi tersenyum, lalu menepuk pundak pria itu. "Oke deh, kalau gitu aku duluan, ya. Makasih banyak." Ia kemudian berjalan menjauh.
"Sama-sama." Mashiho menggaruk tengkuk, lalu balik badan dan pergi ke arah berlawanan, menghela nafas lega seakan baru saja mengalami konflik batin paling menegangkan dari belasan tahun hidup di muka bumi.
"Oh gitu ternyata hehehehe," gumam Nako yang melihat semuanya dari jauh.
Bersama piring berisi roti bakar, ia kemudian duduk di meja Ryujin dkk sambil mengulum senyum.
"Lo kenapa, Na?" Ryujin memandang Nako heran. "Habis ketemu cogan?"
"Lah, ketemu gue?" celetuk Hyunjin tak tahu malu, sedikit lagi berhasil membuat Yoshinori melayangkan botol kecap di depannya.
"Bacot," respon lelaki berdarah Jepang itu.
"Enggak, enggak. Gapapa." Nako menggelengkan kepala merepospon pertanyaan Ryujin tadi.
Beberapa saat kemudian, Mashiho datang menyusul, membawa makanan miliknya dan buku yang dititipkan oleh Hitomi.
"Nih, Je. Tadi dititipin sama anak OSIS."
Ryujin mengernyit dan mengambil buku itu dari tangan Mashiho.
"Hitomi?"
"Iya."
Mashiho duduk di sebelah Nako yang menatapnya dengan pandangan sejuta arti.
"Kenapa, Na?" tanya Mashiho yang menyadari hal itu.
"Gapapa." Nako mengalihkan perhatiannya kembali ke makanan, berusaha terlihat biasa saja.
'Hmmmm ada yang enggak beres,' batin Mashiho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whimsical Siblings
FanficYoshinori, Mashiho, Nako, serta Haruto. Empat bersaudara sengklek yang hidupnya normal-normal ajaib. Dan ini adalah kisah pendek mereka.