Ini adalah cerita tahun lalu, ketika Haruto masih SMP, dan si kembar Mashiho Nako duduk di bangku SMA.
Seperti biasa, Mashiho berbaring di sofa dan sibuk berkutat dengan ponsel. Di tengah permainannya, Mashiho melirik ke arah ujung kaki, merasa geli karena sesuatu.
"Heh, Mokutan, ngapain nyium-nyium kaki Bang Cio? Ntar pingsan, loh." Haruto datang dari dapur sambil membawa semangkuk sereal dan tentu saja Milo.
Mashiho menarik kakinya dari Mokutan, lalu berusaha kembali memainkan PUBG di ponsel dengan atensi penuh. "Gigit tangan bocah itu, Moku," perintahnya ke Mokutan.
"Mana mau dia nurut ke Abang," ejek Haruto.
Tetapi secara mengejutkan, tiba-tiba Mokutan melompat ke arahnya dan mulai menyerang dengan gigi-gigi kecil dan menggemaskan.
Haruto yang kaget pun refleks menggerakkan tangan karena kesakitan, membuat Mokutan langsung terjatuh ke lantai.
"Eh, sorry. Gapapa lo?" tanya Haruto, meraih Mokutan dan meletakkan kucing itu ke tempat semula.
"Bang, dia mau sampai kapan di rumah kita?" tanya Haruto kemudian. "Udah satu bulan."
Mashiho tidak segera menjawab pertanyaan itu. Dia diam sebentar untuk fokus pada permainan. Setelah mendapat tempat bersembunyi yang baik, barulah ia bersuara. "Enggak tau, sih. Kayaknya kalau dikembalikan ke sekolah, bakal langsung dibuang."
Di saat bersamaan, Mokutan berjalan naik ke badan Mashiho dan ikut berbaring di atasnya.
"Dia kenapa nempel mulu, sih, sama Abang?"
"Karena Abang ganteng," jawab Mashiho asal. Kemudian, di detik selanjutnya berteriak kesal karena karakter miliknya kena tembak.
"Bukan, tapi karena Cio bau ikan." Nako yang datang dari dapur berceletuk dengan nada mengejek. Di tangannya, ada satu cup es krim mint choco yang siap dinikmati.
"Atau mirip tikus," tambah Haruto ikut-ikutan.
Mashiho menutup mata, mau protes tapi ini posisinya dua lawan satu. Sudahlah, diamkan saja.
"Padahal katanya kucing itu tau mana manusia yang baik dan mana yang jahat. Kayaknya Mokutan aja yang bego. Ga peka amat."
"Enak aja! Imut-imut begitu dibilang bego." Nako menatap Haruto sinis. Tangannya sudah siap melemparkan bantal sofa.
"Ya kayak Mbak." Haruto tidak peduli—sudah kebal merasakan serangan bertubuh dari Nako.
"Oh, berarti kamu ngakuin kalo Mbak imut? Makasih, loh." Nako tersenyum sambil mengangkat alis, merasa dirinya sudah menang karena mendapat celah dari ucapan Haruto barusan.
"Imut dan amit."
Barulah sekarang Nako merasa benar-benar ingin memukulkan bantal sofa ke wajah sang adik.
Dan pertengkaran mereka berlanjut. Mashiho yang sudah tidak tahan mendengar semua itu, akhirnya beranjak ke kamar dan beralih memainkan Among Us.
|gg|
tulisnya pada kolom chat setelah ia dan partner impostornya berhasil memenangkan permainan. Sudah tiga ronde dimainkan oleh Mashiho bersama seseorang yang menggunakan karakter warna merah dengan username sicantik.
Untung bukan simontok.
Beberapa orang keluar dari room, menyisakan tiga player, termasuk Mashiho sendiri dan 'sicantik' tadi.
sicantik
|gg|Well, karena partnernya itu cukup menyenangkan diajak bermain bersama, Mashiho jadi ada niatan untuk berkenalan lebih lanjut.
(Dan siapa tau bisa bantu dia buat move on kan)
|mau temenan?|
sicantik
|ayok|Not Impo
|yeah lets berteman|Mashiho mengeryitkan dahi, sepertinya sedang ada pengganggu.
|punya twitter?|
Not Impo
|punya dong a|YA GUSTI BUKAN SITU! PEDE AMAT
Tapi kan yaa tidak enak juga Kalau Mashiho terang-terangan bilang kalau yang ia ajak berteman bukan si 'Not Impo'.
|red punya ga?|
sicantik
|enggak||oh gitu|
Not Impo
|nih a polow twtku @cimoyjgmanusya|
|ntar akhu polbek|Hmmm sepertinya jamet Twitter
Mashiho menghela nafas dan menangkap gambar layar.
Setelah itu, mereka kembali bermain beberapa kali hingga lelah dan akhirnya keluar satu persatu.
Mashiho yang gabut menjelajahi akun base di Twitter, tiba-tiba teringat akan si 'Not Impo'. Ia akhirnya membuka galeri, mencari screenshot username yang sebelumnya telah dikirimkan oleh orang dengan karakter berwarna putih tersebut.
Oh, second acc rupanya. Mashiho juga sama saja sih, akun yang ini isinya cuma sambatan menjalani hidup sebagai sadboi setelah cintanya ditolak.
(Lha kirain kamu udah move on, Cio)
Mengetuk tombol follow, Mashiho yang agak penasaran pun mulai menggerakkan jarinya untuk scrolling di akun milik manusia berdisplay name Mimi dengan ada filter kentang.
"Ha"
Mashiho mengerjapkan mata tak percaya saat melihat sebuah foto yang diunggah perempuan itu beberapa jam lalu.
Wow, menyesal sekali Mashiho telah memanggilnya dengan sebutan pengganggu. Ini merupakan sebuah kebetulan yang luar biasa. Dan dunia ternyata memang sesempit itu.
"Gila, lucu banget. Gak nyangka Remi jamet Twitter."
Guys, kalo misalnya ntar aku beneran garap book 2 tentang kehidupan kuliah mereka, kalian bakal baca ga? Atau udah bosan sampai di sini aja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Whimsical Siblings
FanficYoshinori, Mashiho, Nako, serta Haruto. Empat bersaudara sengklek yang hidupnya normal-normal ajaib. Dan ini adalah kisah pendek mereka.