☁️ Farewell [END] ☁️

859 171 49
                                    

"Barang-barangnya udah lengkap semua, Bang?"

Mashiho duduk di pinggiran ranjang milik Yoshinori, sementara sang empunya sibuk melantai dan memeriksa sisi koper-memastikan semua bagian sudah terkunci dengan aman.

"Kalau ada yang ketinggalan, ntar paketin aja ke sana."

"Di Jepang adanya JNE apa J&T?" tanya Haruto dengan wajah datar, betul-betul tidak tahu.

"Biasanya pakai merpati, sih," celetuk Yoshinori asal.

Haruto berdecak sebal, lalu membaringkan tubuh di kasur empuk Yoshinori. Sedetik kemudian, sebuah ide muncul di kepalanya. Ia bangkit dan mengusulkan, "malam ini kita tidur di kamar Bang Oci, yok!"

"Ayook!" sahut Nako, melemparkan diri ke atas ranjang, membuat tubuh Haruto dan Mashiho jadi sedikit terguncang.

"Muat?" tanya Mashiho, lalu mengamati ukuran tempat tidur milik Yoshinori itu.

"Asal Haru tidurnya enggak ke sana-kemari sih harusnya muat," jawab Nako.

"Emangnya aku Mbak?" sindir Haruto.

"Bang Oci, kali, yang tidurnya rusuh," timpal Mashiho, melirik ke Yoshinori yang kini berjalan menuju pintu.

"Malah Abang," komentar Yoshinori, setelah itu pergi ke ruang tengah untuk mengambil makanan Chiko yaitu biji bunga matahari yang baru dibelinya tadi siang dan masih berada di dalam tas belanjaan.

Nako berguling-guling di atas ranjang, melindas tubuh Mashiho yang berbaring di sebelahnya. "NANA!" protes Mashiho sembari memegangi lengannya yang sakit. Kecil-kecil begitu, Nako sebenarnya lumayan berat, lho.

Bukannya berhenti menggelinding, Nako malah dengan sengaja berhenti dan menindih Mashiho sambil tertawa. Haruto yang hanya menonton keduanya pun tak lantas menghentikan Nako. Malahan, ia segera ikut meletakkan diri di atas tubuh sang mbak, membuat Mashiho yang berada di posisi paling bawah berteriak makin kencang meminta keduanya turun.

"Kalian ngapain?" Yoshinori bertanya sambil mengerutkan dahi. Di tangannya ada segenggam biji bunga matahari. Melihat apa yang dilakukan oleh para adik tersayang, cepat-cepat ia letakkan makanan hamster itu ke mangkuk biru di dalam kandang Chiko, lalu menindis tubuh Haruto.

"PAPAAAAAAAAAH!" Mashiho berseru memanggil Papah saking tidak kuatnya. Dia sampai melupakan fakta jika Papah baru akan selesai syuting subuh nanti.

Yoshinori segera turun, begitu pula Haruto dan Nako. Mashiho meregangkan anggota tubuhnya yang kram. "Jahat bener! Kalau aku kehabisan nafas gimana?!" omelnya dongkol.

"Nanti Abang kasih nafas buatan lah, urusan kelar," jawab Haruto cuek. Ia meraih selimut milik Yoshinori dan membentangkannya kemudian memejamkan mata. Mashiho langsung memasang ekspresi jijik.

"Bantalnya kurang. Ambil bantal kalian, sana. Awas aja kalau malah Abang yang enggak kebagian bantal," ujar Yoshinori saat menyadari jika adiknya itu sudah bersiap untuk berlibur ke dunia mimpi.

"Sana, Ru," suruh Nako, memukul lengan Haruto kuat-kuat.

"Kok aku?" Haruto cemberut, membuka kembali kedua matanya.

"Yang paling adek siapa?"

"Yang paling pendek siapa?"

PLAK

Bibir Haruto kena tampar.

"Mau hp barunya Mbak celupin ke kolam?"

Haruto meringis sambil memegangi bibirnya yang kena tampol, setelah itu berjalan ke kamar sambil misuh-misuh dan menghentakkan kaki ke lantai.

Whimsical SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang