☁️ Visitors ☁️

773 164 23
                                    

Ting tong

Bunyi bel rumah menghentikan Nako dari aktifitasnya memotong-motong buah semangka dan apel. Ia segera berlari kecil ke pintu depan.

"Pisaunya taroh dulu!" teriak Yoshinori.

"Serem banget Si Mbak," gumam Haruto, mengambil satu potong semangka dan memakannya sambil geleng-geleng kepala. "Cocok meranin pembunuh berantai."

"Udah, sana kamu lanjut bikin jus apel aja, jangan julid mulu." Yoshinori menepuk pelan pundak Haruto.

Di waktu bersamaan, Nako yang telah membukakan pintu, dibuat melongo ketika melihat sosok para tamu.

"Loh, Mama? Eunsang?" Nako menatap Eunsang dengan wajah yang seakan meminta penjelasan.

Eunsang menggaruk tengkuk bingung, sedangkan Naeun yang berdiri di depannya langsung meletakkan keranjang buah yang ia pegang ke lantai dan memeluk tubuh Nako. Langsung saja gadis mungil itu menjauhkan pisau di genggamannya, takut mengenai mama Eunsang.

"Papah kamu gimana keadaannya? Kamu yang sabar, ya."

"Pa-Papah sudah agak baikan, Ma," jawab Nako terbata, masih memelototi Eunsang yang pura-pura tak sadar dan melihat ke arah lain. Di tangan pemuda itu, ada sebuket bunga segar. Sepertinya untuk Papah.

Nako membeku sesaat, lalu menyuruh keduanya masuk ke dalam. Dia meletakkan pisaunya di atas rak dinding.

"Papah belum bisa banyak gerak. Jadi, sejak pulang dari rumah sak---"

"Siapa, Na?"

Nako meneguk liur saat Yoshinori muncul dengan wajah penasaran. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.

Di detik yang sama, pemuda dengan kaos putih itu diam, kemudian memandangi Eunsang dan mamanya bergantian.

"Ini Oci, ya? Yoshinori?" tanya Naeun pada Nako.

"Iya ...." jawab Nako pelan.

Yoshinori menundukkan kepalanya sedikit, seketika mengucapkan salam, "pagi, Tante."

"Pagi jugaaa, kamu bisa panggil saya Mam---"

"Aaaaaa! Ma, bunganya mau ditaroh di mana, ya?" potong Eunsang kalang kabut. Bisa-bisanya mamanya malah meminta Yoshinori untuk memanggilnya dengan sebutan 'Mama' di saat seperti ini? Ia mencubit pelan lengan Naeun.

"Eh, sini bunganya aku kasih ke Papah aja. Makasih, ya." Nako mengambil bunga itu dari tangan Eunsang dan berjalan cepat ke kamar sang papah. Kelihatannya, sedang mencoba kabur dari keadaan genting binti darurat yang sedang terjadi saat ini.

"Sebentar, ya, Tante, saya ambilkan minuman dulu." Yoshinori pamit untuk pergi ke dapur dan mengambilkan beberapa gelas jus apel buatan Haruto yang sudah jadi.

"Kakaknya Nana dewasa banget. Gak kayak kakakmu, manja," bisik Naeun ke Eunsang.

"Iyalah, kan kakaknya Nana punya tiga adek, jadi mau gak mau harus telaten ngurusin mereka. Kalau kak Jungwoo, mah, malah dia yang tingkatnya kayak anak bungsu." Eunsang balas berbisik.

Tak lama kemudian, Nako kembali dari kamar papahnya.

"Papah bilang terima kasih sudah repot-repot datang, minta maaf juga soalnya belum bisa ngucapin secara langsung."

"Sama-sama, Na. Gapapa, Papah kamu kan masih sakit, malah gak enak kalau ke sini cuma buat ngucap makasih."

"Eum ... ngomong-ngomong, Mama ... tau papah Nana kecelakaan dari mana?"

"Hehe, maaf, Na, tapi tadi pagi Mama gak sengaja denger Eunsang telponan sama kamu," jawab Naeun.

"Dia nguping," celetuk Eunsang yang langsung kena jeweran mamanya.

"Eh, tapi, Mama baru tau loh, kalau Papah kamu itu Chiba Yudai." Naeun tiba-tiba menoleh ke arah Nako dengan alis terangkat. "Kamu kok gak pernah cerita? Ih, Mama tuh ngefans banget!"

"Hehe, biar suprise." Nako beralasan.

"Heboh banget di TV, pada beritain Papah kamu," kata Naeun. "Lagian, mobil itu ngawur banget. Terus katanya yang nyetir meninggal, kan?"

"Ma," tegur Eunsang tidak enak.

"Iya, langsung di tempat," jawab Nako sambil bergidik membayangkan.

Beberapa detik kemudian, Yoshinori datang dari dapur. Di belakangnya mengekor Haruto dan Mashiho.

"Ohh, ini Haru? Haruto, ya kan?" tanya Naeun semangat.

Haruto menatap bingung sebentar, lalu mengiyakan sambil memberikan jus semangka pada Eunsang dan mamanya.

"Kamu boleh panggil saya 'Mama'," kata Naeun sambil menikmati jusnya dengan wajah ramah. Haruto hanya mengangguk sambil tersenyum kaku dan duduk di sebelah Nako. Mashiho dan Yoshinori melakukan hal serupa.

Eunsang juga cepat-cepat meminum miliknya, berusaha untuk tidak menghiraukan Naeun. Tetapi kemudian dahinya mengernyit. Ia berhenti minum dan menatap gelasnya.

Pedas.

Pedas sekali.

Lalu, pandangannya beralih pada Yoshinori yang sedang menatap tajam ke arahnya.

O-ow.

Whimsical SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang