"Kenapa?"
Eunsang menatap kecewa pada Nako yang saat ini tengah menggigit bibir bawah dan menatap lantai perpustakaan. "Apa aku ngelakuin sesuatu yang gak kamu suka? Aku ada salah ngomong? Kamu udah gak ada rasa ke aku?"
"Enggak gitu. Dan bukan berarti aku udah enggak sayang sama kamu ...." Nako menenggelamkan wajahnya di atas lipatan tangan, merasa sedikit sulit untuk meneruskan ucapannya.
Sekarang adalah jam istirahat. Nako segera pergi menuju perpustakaan untuk menemui Eunsang yang selalu berada di tempat itu untuk meminjam atau membaca buku. Awalnya, Nako ingin membicarakan tentang ini melalui WA. Tetapi kalau dipikir-pikir lagi, lebih baik bicara langsung saja, dariapada nanti malah menciptakan salah paham atau bagaimana.
"Terus kenapa? Kamu bosan?"
"Enggak!" Nako kembali duduk dengan posisi tegak, menyanggah pertanyaan dari Eunsang cepat-cepat.
"Ssht," tegur penjaga perpustakaan.
"Atau ... karena kakak kamu?" Eunsang berbisik setelah sebelumnya mereka berdua kompak meminta maaf karena telah menimbulkan keributan.
Nako menghela nafas, menyandarkan dagunya di atas tumpuan lengan dan mengangguk pelan.
"Apa aku seburuk itu di mata dia?" Eunsang menutup buku biologi di depannya, kemudian menyapu rambut ke arah belakang.
"Bukan. Ini bukan tentang buruk-enggaknya kamu, Abang Oci orangnya emang agak protektif," jawab Nako. "Katanya aku jangan pacaran dulu sebelum dia lulus."
"Sampai kelulusan anak kelas dua belas ...." Eunsang diam dan menerawang. "Itu lumayan lama. Dalam rentang waktu itu, aku bakal kangen sama kamu."
Nako tersenyum lebar. "Apaan? Cuma status yang berubah sementara, kita kan masih satu sekolah!"
"Emangnya kenapa kalau kakak kamu lulus? Apa bedanya kamu pacaran sebelum atau sesudah dia lulus?"
Senyum Nako luntur.
"Bang Oci katanya bakal lanjut ke Jepang," kata gadis itu. "Mungkin Abang gak tahan liat aku udah punya pacar di sini, sedangkan dia sendiri masih jomblo," sambungnya bercanda.
Eunsang menyimak dan terkekeh. Setelah lama berpikir, kemudian menjawab, "ya udahlah, toh nanti kita bakal balik, kan?"
"Iya, sekali lagi maaf, ya. Aku mau nurut sama Bang Oci."
"Ga perlu minta maaf. Aku malah kagum sama kamu, soalnya patuh banget ke Kak Yoshinori. Aku ke Kak Jungwoo mah boro-boro." Eunsang meraih kepangan rambut Nako dan memainkannya.
Nako tertawa, lalu memasang kembali almamater begitu melihat waktu istirahat yang tinggal separuhnya.
"Tapi ntar kamu jangan ngelirik cewek lain," kata Nako sambil beranjak, bersiap-siap membeli roti dari kantin untuk dimakan di kelas nanti.
"Yah, kenapa?" canda Eunsang sambil memasang wajah sok sedih.
"Pokoknya kalau kamu lirik sana-sini, aku bakal ngelakuin yang sama."
"JANGAN! GAMAU! AKU JANJI GABAKAL SELINGKUH, KOK!" seru Eunsang heboh, ikut berdiri.
"Ssshht!" Penjaga perpustakaan kembali menegur dengan lirikan tajam.
Nako menyikut lengan Eunsang, sangat terkejut mendengar suara lantang yang tiba-tiba itu. "Maaf, Bu," ucapnya.
Dan setelahnya, mereka bersama-sama melangkah pergi ke kantin. Nako segaja pergi ke kantin paling ujung agar tak berpapasan dengan Yoshinori dan lainnya.
Kemudian ia melirik sekilas pada Eunsang.
Status kini sudah berubah, namun perasaan keduanya tetap sama.
Eunsang menggapai tangan mungil Nako, lalu ia genggam sembari melihat ke arah lain---bertingkah seakan tidak tahu---menahu.
"Apa? Walaupun cuma teman, boleh gandengan, kan?" tanyanya ketika ditatap oleh si gadis, lalu mempererat tautan tangan mereka.
Nako mengangguk dan membalas genggaman itu sambil tersenyum. Hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whimsical Siblings
FanfictionYoshinori, Mashiho, Nako, serta Haruto. Empat bersaudara sengklek yang hidupnya normal-normal ajaib. Dan ini adalah kisah pendek mereka.