Dua hari telah berlalu semenjak kecelakaan. Yudai kini sudah pulang ke rumah, beristirahat di kamar sambil memainkan ponsel untuk memberi kabar pada orang dari agensi yang menaunginya. Di luar perkiraan, ayah empat anak itu nampak ceria dan baik-baik saja.
Mungkin benar-benar tak apa, atau hanya berakting di depan anak-anaknya agar mereka tak terlalu khawatir.
Who knows?
Dan tentu saja berita kecelakaan itu muncul mana-mana, baik media cetak, televisi, maupun di media sosial. Apalagi yang menjadi korban adalah aktor papan atas yang tampan, Chiba Yudai.
Betul kata Pak Kyuhyun. Yudai memang mendapat beberapa jahitan di bagian lengan, paha, dan kaki. Terdapat juga beberapa memar di anggota tubuh. Untung saja kepalanya tak apa, walaupun kemarin terbentur rak kayu yang lumayan besar.
"Pah, mau makan apa?" tanya Yoshinori yang baru melangkah masuk ke kamar papahnya itu. "Biar Oci masakin."
Yudai mengalihkan perhatian dari ponselnya, lalu tersenyum. "Ayam goreng, deh. Bisa kamu masaknya?"
Yoshinori ikut tersenyum, kemudian mengangguk dan beranjak keluar. "Bisa, dong! Oci beli ayamnya dulu, ya."
"Ngomong-ngomong, mulai besok ART bakal ada setiap hari," ujar Yudai, menghentikan langkah Yoshinori.
"Hah? Serius, Pah?" tanya Yoshinori, menoleh tak percaya. Senang? Tentu saja! Dia tak perlu berberes, memesan makanan, dan lain-lain.
"Iya, tapi sampai Papah baikan aja."
"Yaudah, Papah lanjut istirahatnya. Gak usah main hp dulu, jangan mikir kerjaan. Pokoknya istirahat total!" kata Yoshinori, setelah itu menutup kamar sang papah.
"Jadi, mau makan apa?" tanya Haruto yang sedang duduk di sofa ruang tengah bersama Mashiho.
"Ayam goreng. Siapa mau temenin Abang ke Hypermart?"
"Aku!" seru Nako yang berlari turun di tangga.
"Jangan lari!" seru Yoshinori kaget.
"Aku ikut juga, Bang." Haruto berdiri dan memasukkan ponsel ke dalam kantong jaket.
"Oke, berarti Cio temenin Papah di rumah, ya?" kata Yoshinori. Mashiho mengangguk patuh.
Ketika Yoshinori mengeluarkan mobil dari garasi, perut Haruto tiba-tiba terasa mules dan kepalanya pusing. Apakah ini karena ia teringat akan bagaimana abangnya itu menyetir ketika secara brutal dua hari lalu?
"Mbak, mbak aja yang duduk di depan," kata Haruto saat keduanya berjalan masuk ke dalam mobil.
"Oke," balas Nako, tidak bertanya lebih lanjut apa alasannya. Tidak terlalu peduli, sih, hehe
Sesampainya di tujuan, Yoshinori langsung memborong paha ayam dan daging sukiyaki, serta tentu saja bumbu ayam goreng instan.
"Mau pesta?" tanya Haruto. "Banyak bener. Awas mubazir."
"Halah, paling nanti kamu yang ngabisin semua," semprot Nako.
Haruto menatap datar ke arah tempat duduk anak di troli.
"Mbak, gak duduk di sit—"
"Diem kamu!" Nako langsung memotong omongan Haruto, tak membiarkan adiknya itu melanjutkan sesuatu yang sudah pernah ia ucapkan sebelumnya.
Haruto terkekeh, terus mendorong troli belanjaan mengikuti Yoshinori yang sibuk melihat-lihat area seafood.
"Mau cari apa?" tanya Nako tak begitu yakin.
"Udang. Papah kan suka udang," jawab Yoshinori.
"Tapi Abang alergi," lanjut Nako.
"Abang cuma masak, gak bakal makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Whimsical Siblings
FanfictionYoshinori, Mashiho, Nako, serta Haruto. Empat bersaudara sengklek yang hidupnya normal-normal ajaib. Dan ini adalah kisah pendek mereka.