☁️ Bonus Chapter : Bang Haru dan Nana ☁️

722 138 35
                                    

"Apa liat-liat?" tanya Nako saat menyadari tatapan aneh Haruto---yang mana orangnya sedang duduk di sofa sambil tersenyum penuh arti.

"Mbak, kan tadi aku ke rumahnya Dohyon ...." Haruto menggantungkan kalimat, kemudian merubah posisi duduknya agar lebih dekat dengan si kakak perempuan.

"Dahyun?"

"Dohyon! Teman sekelasku yang pipinya tembem." Haruto cemberut.

"Kembarannya Wonyoung yang naksir sama kamu itu?"

"Iy--- kok tau?" Haruto mengeryitkan dahi bingung. Di saat bersamaan, Nako mengedikkan bahu.

"Lanjutin, habis ke rumah Dohyon kenapa?" Si Mbak mengalihkan pembicaraan.

"Nah." Haruto mengukir satu senyum mencurigakan lain. "Mamanya dia beberapa hari lalu habis melahirkan."

"Daaan? Kamu mau kasih hadiah?" tebak Nako, kembali fokus ke ponsel untuk membalas pesan yang datang dari Eunsang sambil menikmati es krim mint choco.

"Bukan," kilah Haruto. "Ehm ... gini, Mbak ...."

"Apa?" respon Nako malas.

"Setelah jadi kakak, Dohyon tuh beda auranya. Kek, nambah berkarisma gitu. Ngerti gak, hehe?"

"Jadi lebih dewasa kali? Kan kalau punya adek, otomatis ada yang harus dijaga."

"Pointnya bukan itu, sih." Haruto menggaruk tengkuk. "Aku kepengen punya adek, deh, Mbak. Mana tau setelah ngerasain punya adek, aku jadi makin berkarisma juga."

Nako berhenti menyuap es krim ke mulut. Ini Haruto sedang ngelantur apa bagaimana? Mama saja sudah tidak ada, bagaimana mau ada adek? Siapa yang melahirkan? Masa Nako?

Merasakan hawa-hawa tidak menyenangkan, gadis itu segera mengambil ancang-ancang untuk kabur.

"Eitsssss" Tentu saja Haruto yang peka langsung menahan tangan Nako.

"Ru, gausah aneh-aneh."

Haruto menggeleng, masih dengan senyum yang terangkai di wajahnya, dan itu sangat creepy di mata Nako.

"Mbak, jadi adekku, ya?"

"Yang bener aja!" Nako meraih bantal sofa dan menimpukkannya ke kepalanya Haruto.

"Gak beres kamu." Nako berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Haruto, lalu pergi ke dapur untuk menyimpan sisa es krimnya ke kulkas.

"Mbaaak~"

"Eh!" Nako tersentak kaget ketika berbalik karena tahu-tahu ada Haruto di hadapannya.

"Mau, ya? Cuma satu minggu," bujuk Haruto sambil mengacungkan jari telunjuk.

Nako melengos pergi tanpa menjawab.

"Lima hari?" tawar Haruto, sontak mengekor.

"ENGGAK!" tolak Nako, lalu kembali duduk di sofa dan mengganti channel TV. Haruto tentu saja menyusul di sebelahnya.

"Tiga hari?"

"Suruh Cio aja sana!"

Haruto cemberut lagi. Sebenarnya, momen di mana lelaki bertubuh bongsor satu ini menjadi manja memang jarang ditampilkan -mungkin hanya ketika ia sakit dan saat Yoshinori akan berangkat ke Jepang. Jadi, kita nikmati saja dulu tingkahnya.

"Padahal aku cuma mau ngerasain bagaimana rasanya jadi abang."

Nako melirik sekilas, lalu pura-pura tidak mendengarkan celotehan Haruto.

"Apa Mbak ga pengen tau rasanya jadi bungsu?"

"Enggak"

"Mbaaaaak~ Satu hari aja, gimana?"

Whimsical SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang