☁️ Bonus Chapter : Abang! ☁️

648 139 12
                                    

"ABAAAAAANG!"

Nako berlari memeluk Yoshinori ketika pemuda tinggi satu itu menampakkan batang hidung.

"Heee, malu diliatin orang," kata Yoshinori, namun tetap membalas pelukan erat Nako. Maklum, rindu sekali dengan adik perempuan satu-satunya itu.

Nako hanya terkekeh lalu melepaskan lingkaran tangannya pada tubuh Yoshinori saat menyadari jika perhatian orang-orang kini terpusat pada mereka.

Mashiho, Haruto, dan Asahi turut berjalan mendekati keduanya. Sore ini bandara lumayan ramai, banyak sekali manusia berlalu lalang, bahkan Mashiho hampir bertabrakan dengan seseorang karena kurang fokus.

Yoshinori sendiri datang ke Indonesia untuk menetap kurang lebih satu minggu—berlibur setelah empat bulan fokus pada proyek yang dipercayakan padanya. Dia juga terpaksa mengambil cuti kuliah satu semester karena kesibukan kantor yang benar-benar menyita semua waktu itu. Dan sebab proyeknya sudah selesai, Yoshinori bisa bersantai sebentar dan melepas rindu pulang ke Bogor.

Mashiho, Nako, serta Asahi yang sebenarnya sedang berkuliah di Bekasi pun pada akhirnya ikut pulang kampung. Mumpung weekend juga.

"Lo yang bawa mobil?" tanya Yoshinori ke Asahi, dibalas dengan gelengan. "Bahar"

Mata Yoshinori otomatis melebar. "Gila, gak takut ditilang? Kamu kan belum punya SIM!" Ia menatap Haruto kaget.

"Habis siapa lagi yang bakal nyetir? Bang Asahi? Maaf, masih sayang nyawa. Bang Cio? Gak bisa. Mbak Nana? Mana sampai kakinya nginjak pedal," jawab Haruto saat mereka mulai berjalan menuju mobil.

"Gausah ngejek Mbak, kenapa sih." Nako mencubit lengan Haruto.

"Loh, aku kan ngomongin fakta," balas Haruto sembari mengelus lengannya yang jadi merah karena cubitan Nako.

"Enak aja! Kaki Mbak tuh nyampe pedal, tau! Kamu pikir Mbak kurcaci?"

"Emangnya bukan?"

Nako menggeram. "Pokoknya nanti kalau kamu bobo, Mbak cekokin es krim mint ke mulut kamu."

"Bakal aku aduin ke Tante Linda biar Mbak dimarahin."

"Mbak Linda mulu. Sekalian aja kamu pacaran sama dia."

"Amit-amit jabang bayi." Haruto langsung mengetukkan kepalan tangannya ke kepala dua kali, lalu berjongkok dan mengetukkan kepalan itu ke lantai sebanyak dua kali.

"Ru, gausah bikin malu deh, ayo berdiri." Yoshinori menarik tangan Haruto, lalu mendorong lelaki jangkung itu masuk ke dalam mobil. Kemudian, Asahi membuka bagasi dan membantu Yoshinori memasukkan koper dan tas ranselnya ke dalam sana.

"Akhirnya bisa tenang karena Abang yang nyetir," kata Mashiho saat Yoshinori duduk di bangku pengemudi.

"Emang Haru bawanya gimana?"

"Sok banget! Masa satu tangan doang!" lapor Nako.

"Kalau ada apa-apa baru nyesel entar," ucap Yoshinori sambil menatap Haruto dari kaca.

Sesampainya di rumah, Yoshinori langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa.

"Papah kapan balik?" tanyanya pada Mashiho yang sibuk menyeret koper ke atas.

"Minggu depan. Soalnya habis dari Bali langsung lanjut ke Kuala Lumpur."

Yoshinori membenarkan posisi tidurannya. "Udah kayak liburan aja."

"Libur apaan yang tiap hari mesti syuting," celetuk Haruto yang duduk di sofa satunya sambil menyedot Milo.

"Ngomong-ngomong Pak Nichkhun ke mana? Kok bisa sampai Haruto yang bawa mobil? Pak Daesung juga gak ngelarang?"

Mashiho yang sudah sampai di atas pun berceletuk, "Pak Nichkhun izin, istri dia melahirkan. Terus tadi sebenarnya Bang Asahi yang nyetir. Tapi di tengah perjalanan, kita parno gara-gara dia hampir nabrak tempat sampah. Jadi, Haruto yang lanjutin."

Yoshinori mengangguk. "Emang kamu udah latihan nyetir dari kapan?" Ia beralih pada Haruto. Mashiho segera lanjut membawa koper Yoshinori ke kamar abangnya itu.

Haruto menatap ke atas, mencoba mengingat. "Tahun lalu pas liburan, Bang Hyunjin yang ngajarin."

"Gak diajak balapan kan kamu?" interogasi Yoshinori.

Haruto menggeleng cepat. "Enggak lah."















Padahal hampir.

Sebenarnya, Haruto yang langsung jago membawa mobil itu sempat dibawa Hyunjin ke tongkrongan dan ditawarkan untuk mencoba. Nyaris setuju, tiba-tiba Nako datang bersama Yeji, kemudian menjewer telinga Haruto lalu menyeretnya pulang.

Sementara itu, Yeji sibuk menganjing-anjingkan Hyunjin sambil mengadukan tingkah 'ngadi-ngadi'nya itu ke orang rumah.

Whimsical SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang